Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-datayang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”

Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."

Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.

Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama saladyang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),” ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.

Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluardari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasiyang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar. Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.

Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatanStephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!!!” katanya.

Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!

Anda terperanjat?

Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.

Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.

Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.

Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.

Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.

“Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu.

Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!

“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?”

sumber asli http://sabili.co.id/




Baca selengkapnya......

Gombal Warning!!!

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 18.18 | 3 komentar »

Membongkar rahasia ikhwan dan akhwat nyebelin. . !!! (Gombal Warning)
Kegombalan di Kalangan Pemuda dan Pemudi Islam

Nih dia yang ditunggu-tunggu. Hehehe…

Hal yang sangat menarik salah satunya adalah menyimak romantika di dunia aktivis dakwah. Di antara sebegitu banyak yang memiliki komitmen perjuangan, ada juga beberapa yang suatu saat kadang tergelincir pada jebakan interaksi ikhwan-akhwat. Karena memiliki amanah yang sama, sesama pengurus harian lembaga, atau berada dalam satu bidang, bisa juga dalam satu kepanitiaan, membuat interaksi kerja menjadi lebih intens.

Intensitas hubungan kerja itu suatu saat dapat menumbuhkan benih-benih simpati atau bahkan cinta di antara ikhwan dan akhwat. Hal ini bisa jadi fenomena yang wajar, karena cinta kepada lawan jenis itu fitrah manusia, katanya. =====Tapi meski fitrah, tetap aja ada resikonya, terutama pada keikhlasan beramal, sehingga bila ada bibit riya’ dan ujub bisa menghanguskan pahala yang seharusnya didapat. Namun jika ternyata tidak dapat mencegah adanya perasaan seperti itu, ya harus berusaha menjaga keikhlasan, dan tetap simpati (simpan dalam hati). Apabila perasaan itu telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak ayal akan terjadi juga gombalisasi di sini.


Sering seseorang ingin mengekspresikan atau menyampaikan perasaannya yang sedang membuncah karena cinta. Bagi aktivis dakwah, hal seperti ini mustinya disimpan rapat-rapat dalam lubuk hatinya, jangan sampai si “dia” memergoki adanya perasaan itu. Gengsi dong!! Namun suatu saat pertahanan itu bisa jebol manakala perasaan itu makin menjadi-jadi sedang keimanan dalam kondisi menurun. Maka lahirlah sebentuk perhatian pada si “dia”, baik berupa nasehat, tausiyah, pujian, menanyakan sesuatu (baik tanya beneran atau pun pura-pura bertanya hayoo…) atau sekadar menanyakan kabar. Entah itu lewat SMS, telpon, saat chatting, via e-mail … bisa juga dalam rapat koordinasi.

Dari pengamatan, yang paling banyak terjadi adalah adanya gombalisme via SMS, kita sebut saja sebagai SMS gombal. Kita simak contoh SMS-SMS ini….
“Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat anti. Amanah anti di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun. Anti benar-benar mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukhti!”

“Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang rapat dgn jalan kaki. Jaga kesehatan ya. Ana nggak rela klo Anti sampai jatuh sakit…”

Akhwat: “Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan ya..”
Ikhwan: “Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…”
(Halah… gombal semua tuh!!!)

Ada yang lebih parah nih … kayak gini:
“Aww. Wah .. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab biru tadi…”

“Assalaamu ‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti…”

“ … Ane janji akan menikahi Anti setelah lulus nanti ….
Oh .. NOOOOOOOOOOOO!! Aneh-aneh aja isi SMS-nya. Mungkin lebih banyak lagi SMS-SMS aneh lainnya yang belum terdeteksi. Hmm.. bagaimana reaksi si penerima? Ya bervariasi, ada yang cuek saja, ada yang merasa risih, ada yang membalas biasa, ada yang bertanya-tanya bin penasaran, ada juga yang suka dan berbunga-bunga, ada yang kemudian menaruh harapan. Kita simak penggalan berikut…

Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah… dari seorang ikhwan, bunyinya:
”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya. Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan harapan kita.”

Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan:
“Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya…”
Nah lo!!

Coba dirasa-rasakan, apa SMS-SMS semacam itu tidak beresiko? Bagus sih sepertinya, membangunkan untuk sholat tahajud … tapi efek sampingnya bisa menimbulkan penyakit-penyakit hati. Bikin merajalelanya VMJ (Virus Merah Jambu). Waa.. kalau virus yang satu ini menyebar, bisa repot. Sulit nyari vaksin atau anti virusnya.

Makanya… ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi. Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan. Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti gak hanya berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin aja … kalau jadi gak enak makan, gak nyaman tidur karena tiap mau makan .. ingat dia, mau tidur … ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa gak lama-kalamaan bisa kurus tuh? Trus …siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaum wanita/akhawat. Mestinya paham dong gimana fitrah perasaan mereka. Mereka seneng dan suka bila diberi perhatian … bisa berbunga-bunga hatinya. Dan tipe cinta mereka (kebanyakan) adalah jatuh cinta sekali yang dibawa sampai mati, kayak Nurul dalam novel AAC itu loh… Trus mereka juga mudah berharap. Nah tuh … coba pikir kalau sampai mereka jatuh cinta, kemudian sampai berharap. Jika kemudian cinta dan harap itu tidak kesampaian, apa nggak sakiiiit banget nanti? Apa tega, mendholimi mereka seperti itu?

So, khususnya bagi para ikhwan, jaga diri, jaga hati, jaga gengsi. Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS gombal bin murahan. Juga .. jangan asal balas SMS, apalagi dengan SMS gombal. Ini nih contoh balasan yang ngegombal….
Akhwat : “Ane pengin rihlah, ke syurga …”
Ikhwan : “Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani, meski taruhannya jiwa ini …” (He..he..he.. peace Ukhti ^_^ )
Nah!! Dasar gombal! Jaga gengsi dong. Ini nih…. Barisan kata berikut mungkin bisa menggambarkan ikhwan yang nggak mau nggombal.

Karena Aku Mencintaimu

Wahai Ukhty…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu

Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah

Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.

Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….

Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.

So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji. Gak usah deh sok perhatian, terlebih lagi bilang suka atau cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim?? Tegaskan semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah nikah sih … puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama istrinya. Sampai dhower deh, terserah! ^_^

Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukh … jangan mudah digombali. Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm, confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Antum tidak suka terombang-ambing kan? Antum lebih suka pada kepastian kan? Makanya jangan sampai semua itu terjadi sebelum ada hal yang konkrit, sebelum ada kepastian. Hal konkrit itu adalah, si ikhwan mengkhitbah Antum dengan datang ke orang tua Antum. Itu … baru deh, oke. Waspadalah …waspadalah …




SO SEMUANYA …. WASPADAI ARUS GOMBALISASI!!!

(Afwan jiddan jika ada yang tersinggung…!!!! Just intermezzo… ^__^)

SUMBER ; COPAS, temen mw aq posting...ywdah tafadhal....

Baca selengkapnya......

bLoG BaRuKU...

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 22.37 | 0 komentar »


Assalamu `alaykum....
Para pengunjung sekalian....
Wafa Fina Kayyisah punya temen baru...
Lebih sering mengupdate bloG MULTIPLY sekarang heheh...

Kunjungi juga ya...

Tafadhal di add ^^

http://wafakayyisah.multiply.com

Baca selengkapnya......

Bersahabat dengan Ramadhan (Kudu siap biar JUARA)

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 23.17 | 0 komentar »


Welcome to Ramadhan Great Sale, Fren!!! Sudah siapkah dirimu?! Jangan lewatkan sedikitpun, sayangi Ramadhan-mu, sayangi dirimu. IT`S OC?? Because you`re so special

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah)bulan Ramadhan. Bulan yang di dalamnya diturunkan Al qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dengan yang bathil)….(QS.Al-Baqaroh;185)

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimanadiwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqorah:183)

Ramadhan, momen of love, udah sangat jelas sekali bahwa Allah sangat mencintai kita untuk tetap berada dalam kebenaran dan mendapatkan banyak kebaikan. Bahkan untuk itupun Allah memberikan banyak fasilitas dan komitmenNYA buat kita-kita. Salah satu bukti cintaNYA adalah RAMADHAN. So,kudu siap menyambut ramadhan biar juara.

Ayo kawand, kita sambut ramadhan penuh ceria ^^


Ada banyak alasan yang membuat kita harus bersungguh-sungguh dalam menyiapkan Ramadhan yaitu karena Ramadhan adalah kesempatan besar untuk meraih cintaNYA. Bukankah jika kita mendekat sejengkal, ia akan mendekat sehasta? Truz, kita tidak pernah tahu umur kita mentok dimana. Bisa jadi besok, lusa or kapan wallahu a`lam bishowab. Truz, sepertinya beban dosa dan pahala kita tidak berimbang, Truz,tiket ke surga dan bertemu Allah sangat terbatas.

So,tunggu apa lagi, Let`s go kwand, S.E.M.A.N.G.A.T

Sebelum kita merencanakan kegiatan Ramadhan supaya bisa lebih efektif, yukkk menegenali diri kita sendiri, sehingga bisa mengukur sejauh mana upgrading yang bisa kita lakukan.
1. Salimul Aqidah (“Aqidahnya selamat”)
Sejauh mana kita meninggalkan hal-hal yang bisa merusak aqidah kita,ex. Masih percaya ramalan bintang, masih suka perdukunan,suka ngasih sesajen,percaya adanya nasib buruk gara-gara bintang, atau masih menyandarkan diri pada selain Allah.
So, banyak-banyaklah membaca buku-buku aqidah.
2. Shahihul `Ibadah (“Ibadahnya benar”)
Sejauh mana kualitas dan kuantitas ibadah yang kita sudah lakukan.
3. Matinul Khuluq (“Akhlaknya Kokoh”)
Akhlak adalah pancaran keimanan. Semakin kuat tingkat keimanan seseorang, akhlaknya semakin baik. Ex.bagaimana berperilaku kepada orang tua kita, kepada orang lain,orang-orang sekitar kita, de el el.
4. Mutsafaqul Fikr (“Pikiran yang Luas”)
Seorang mu`min harus memiliki pengetahuan yang luas, pengetahuan itu tidak hanya dibatasi pada satu bidang saja.
5. Nafi`un Lighairihi (“Bermanfaat bagi orang lain”)
Islam adalah Rahmatan lil `Alamin, rahmat bagi sekalian alam. Efeknya,setiap muslim seharusnya mampu menunjukkan karakter ini. Soalnya karakter ini pula yang oleh Rasulullah disebutkan sebagai pengukur kualitas seseorang. “Khairunnas anfa`uhum linnaas” (“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sekitarnya”)

Sudahkah kita S.E.M.A.N.G.A.T ???
Semangat ramadhan adalah semangat luar biasa yang hinggap di dada orang-orang beriman. Semangat itu mampu merubah kelemahan jadi kekuatan. Mengubah kelelahan menjadi tenaga. Sejarah telah membuktikan. Kemenangan demi kemenangan kaum muslimin banyak yang diraih pada bulan Ramadhan. Padahal di bulan Ramadhan kaum muslimin sedang berlapar-lapar puasa. Semangat Ramadhan, yang menjanjikan cintaNYA dan surge yang luar biasa nikmatnya, membuat kaum muslimin menjadi orang-orang yang tak terkalahkan. Semangat Ramadhan mereka “meledek”, menjadi sumber energy yang mengelegak.

Ooopsss, mau promosi dulu sekaligus ngundang heheh
Selama Ramadhan, ada banyak hal yang bisa kita lakukan, yakni berkumpul dengan temen-temen di :
FSLDK Sulselbar Makassar, disini kita bisa merasakan indahnya Ramadhan with silatturahmi, anjangsana, tabliqh Akbar de el el.

LDK FKMKI UNHAS MAKASSAR, bersama event-event di Kampoeng Ramadhan : Anjangsana di Panti Asuhan, Ramadhan Art (lomba nasyid tingkat SMA,lomba kaligrafi de el el), tabliqh Akbar , ifhtor jama`i kerjasama dengan LDF Fakultas, Obrolan Ramadhan, OBAMUS or obrolan muslimah de el el
Dan,,, tak kalah pula dengan BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia) wilayah Makassar, eitzzz,, ada apa ya? Temen-temen BSMI ngadain BAKSOS alias bakti social kesehatan yakni pemeriksaan kesehatan umum dan gigi gratis de el el
Hmmm, FKG alias Fakultas Kami Gays hehehe, Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS maksudnya,,, yang gak mau ketinggalan, ada Baksos gigi dan mulut, ada silaturrahim euy (bagi anak-anak FKG crew tunggu info lengkapnya, so keep kontak selaluuww ^^)

(Info lebih lanjut bisa hubungi pemilik blog. Ganbarimashou )

Baca selengkapnya......

Dapat iqob…wah…wah!!!

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 19.42 | 8 komentar »


Siang tadi, selasa 5 mei 2009, aku duduk di halaman fakultasku bersama temenku, sambil buka laptop and online di YM. Tiba-tiba langsung disamperin via chatting, dapat teguran halus nie…wah..wah..wah!!!
Tak kusangka, tak kuduga bisa dapat iqob gini , mau tau kenapa? Sy pamit ga ngucap salam waktu lagi chatting ma beliau kemaren hi8…
Ya ampyuuuun..abiz kemaren keburu mau pulang, and udah dipanggil temen. Beliau negur, yang tak laen adalah seorang kakak yang sangat baek hati, ramah, pokoknya patut diacungin jempol deh( Kak, jangan geer yak, nanti nabrak pohon lho :D), dian harus di iqob..Dengan modal pede and nekad aja, ya aku terima tantangannya, siapa takut !!!
Aku nanya, apa iqobnya? Ternyata oh ternyata hapalan surah. Spontan aku terkaget…waduh, hapalaaan???!!! Hmmm, gimana ya? Aku pun terdiam sejenak…Ya sudah aku terima aja, mumpung bermanfaat and bisa nambah hapalan :D. Ternyata surahnya, Al Baqarah 260 plus artinya…oke..oke!!! Hapalnya dalam waktu 3 hari. Tadinya sempat nawar 1-2 pekan hwahahahahah, tapi ga dibolehin. Mantap euy. Didikan yang sangat bermanfaat…makasih ya kak 
Sebenernya, aku seneng bisa diingetin, Alhamdulillah..Allah begitu sayangnya pada hambaNYA sehingga bisa mengirimkan sosok saudara yang bisa mengingatkan aku, semoga sedikit demi sedikit aku pun bisa berbenah diri menjadi sosok muslimah yang lebih baik. Makasih ya kak, semoga Allah melindungi kakak sekeluarga. Amin ya Allah.
Tapi belum berakhir disini, masih ada lagi nie, lagi-lagi iqob dari seorang temen (fiuhhh, lengkap deh…selain dapat iqob dari murobbiyah…ternyata iqob juga ada yang datangnya dari temen ya )
Hmm, waktu itu kenapa ya?kayaknya klo ga salah inget, aku seneng ngerjain beliau, akhirnya lama-lama aku merasa bersalah and minta maaf via sms, and asal ngomong aja…ya sudah aku di iqob aja klo gitu tapi iqobnya yang ringan-ringan aja ya he8, dassar suka nawar, emang barang :D
Deuuh, ternyata beliau mengiyakan… waduh jadi nyesel minta iqob padahal cuma bercanda doank he8.
Kedubrak!!!!! Hmmm, ini nie iqobnya…perlahan-lahan sms itu aku baca…ding dong….:D
Pertama, beristighfar semoga Allah melindungi
Kedua, tilawah dengan baik dan bener
Ketiga, push up 5x, sit up 5x, klo kurang lari angka 8 secukupnya saja.
Insya Allah sehat.
Aku pun tersenyum membacanya, dan langsung ngebalas kembali sms dari beliau. Insya Allah dikerjain koq, makasih iqobnya  
Aku merenung sejenak, ternyata memiliki banyak saudara yang senantiasa selalu mengingatkan dalam kebaikan sangat membantu diri kita untuk senantiasa memuhasabah diri pada Sang Pencipta. Thanks to Allah. Aku merindukanMu Ya Allah, kirimkan saudara-saudara yang banyak untukku semoga aku termasuk dalam golongan orang-orang yang dirindukan syurga. Amiin

Baca selengkapnya......


Bagian Pertama
Tuan George W. Bush
Presiden Amerika Serikat
Dalam beberapa waktu saya sempat berpikir, bagaimana mungkin dapat dibenarkan keberadaan berbagai kontradiksi yang terjadi di dunia internasional, kontradiksi yang tidak dapat diingkari dan selalu menjadi pembahasan masyarakat khususnya di kalangan politik dan mahasiswa. Banyak sekali pertanyaan yang tak terjawab tentang hal ini. Karena itu saya memutuskan untuk menanyakan sebagian kontradiksi dan pertanyaan itu. Semoga akan ada kesempatan untuk menjawab masalah tersebut.
Bagaimana mungkin, pengikut Nabi Isa AS yang mengaku berpegang teguh kepada hak-hak asasi manusia (HAM), menjadikan Liberalisme sebagai model peradaban, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap perluasan senjata nuklir dan pembunuhan massal, menjadikan peperangan melawan terorisme sebagai slogannya dan berusaha membentuk masyarakat yang satu dan universal—masyarakat yang akan diperintah oleh Nabi Isa AS dan orang-orang yang saleh di muka bumi.
Namun pada saat yang sama, berbagai negara diserang. Jiwa, kehormatan dan keberadaan insan dihancurkan. Sebagai contoh, hanya karena diduga pelaku kriminal berada di sebuah desa, kota atau dalam sebuah kafilah, seluruh desa, kota atau kafilah itu dihancurkan dan dibabat habis. Atau karena diduga sebuah negara memiliki senjata pemusnah massal, lalu negeri itu dikuasai. Ratusan ribu masyarakat negara itu tewas, sumber-sumber air, pertanian dan industri rusak dan sekitar 180.000 pasukan militer ditempatkan di sana.
Kehormatan rumah-rumah penduduk telah dihancurkan. Mungkin negara itu menjadi terbelakang hingga 50 tahun lebih. Dengan anggaran belanja berapa? Dengan menghabiskan miliaran dolar dari harta kekayaan sebuah negara dan beberapa negara lainnya. Dengan mengirimkan puluhan ribu pemuda sebagai pasukan penyerang, menempatkan mereka di arena pembunuhan, menjauhkan mereka dari keluarganya dan mengotori tangan mereka dengan darah orang lain. Tekanan demikian berat menimpa jiwa mereka sehingga setiap hari, sebagian mereka melakukan tindakan bunuh diri. Ketika mereka kembali ke negaranya, mereka tersiksa, tertekan dan bahkan menderita berbagai penyakit. Sebagian mereka terbunuh dan jenazah mereka dikembalikan kepada keluarga mereka.
Dengan alasan keberadaan senjata pemusnah massal, telah terjadi sebuah tragedi besar untuk negara dan penduduk yang diinvasi. Kemudian baru terungkap bahwa senjata pemusnah massal yang dimaksudkan tidak pernah ada.
Memang Saddam Hussein adalah seorang diktator dan pembunuh. Namun tujuan perang yang dilakukan bukan untuk menumbangkannya tapi untuk menemukan senjata pemusnah massal yang sudah diumumkan sebelumnya. Saddam akhirnya tumbang dan masyarakat merasa senang akan hal ini. Saya tambahkan pula bahwa dalam peperangan dengan Iran, Saddam telah dibantu dan dibela oleh Barat.
[sunting] Bagian Kedua
Tuan Presiden,
Mungkin Anda tahu bahwa saya adalah seorang dosen. Mahasiswa saya sering menanyakan bagaimana menyesuaikan aksi-aksi ini dengan nilai-nilai yang telah saya sebut di awal surat tentang komitmen terhadap ajaran Nabi Isa AS, Nabi penyeru perdamaian dan kasih sayang?
Para tertuduh dipenjarakan di Guantanamo tanpa proses peradilan, mereka tidak bisa memiliki pengacara, keluarga tidak bisa menjenguk, mereka diisolir di negeri yang jauh dari negaranya dan sama sekali tidak ada pengawasan internasional untuk mereka. Tidak jelas apakah mereka adalah tahanan, tawanan perang, tertuduh ataukah orang-orang yang telah dijatuhi hukuman.
Para pengawas Uni Eropa mengakui adanya penjara-penjara misterius di Eropa. Saya tidak dapat menyelaraskan penculikan dan penahanan orang-orang dalam penjara-penjara misterius itu dengan satu pun sistem peradilan yang berlaku di dunia. Dan saya tidak pernah mengerti bagaimana aksi-aksi yang telah dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang telah saya sebutkan di atas, misalnya dengan ajaran-ajaran Nabi Isa AS ataukah hak-hak asasi manusia ataukah dengan nilai-nilai Liberalisme?
Para pemuda, mahasiswa dan masyarakat banyak mempertanyakan tentang fenomena bernama Israel. Pasti sebagian dari pertanyaan-pertanyaan itu telah Anda dengar. Dalam sejarah tercatat banyak negara yang telah dijajah. Namun salah satu fenomena kontemporer masa kita adalah pembentukan sebuah negara baru dengan masyarakat yang baru pula.
Para mahasiswa berkata, 60 tahun yang lalu tidak ada negara dengan nama ini. Mereka menunjukkan dokumen-dokumen dan peta geografi dunia kuno sambil berkata, kami telah berusaha sedemikian rupa mencarinya namun kami tidak menemukan sebuah negara yang bernama Israel.
Saya terpaksa menuntun mereka agar mempelajari lagi tentang perang dunia pertama dan kedua.
Sekali waktu seorang mahasiswa berkata, pada perang dunia kedua, puluhan juta manusia tewas. Berita-berita perang dengan cepat disebarkan oleh kedua belah pihak yang berperang. Masing-masing memberitakan kemenangannya dan kekalahan lawan. Setelah perang dunia kedua selesai diklaim bahwa enam juta orang Yahudi telah tewas. Enam juta orang yang sedikitnya berasal dari dua juta keluarga.
Kita andaikan saja bahwa berita ini benar. Apakah kesimpulan logisnya adalah pembentukan sebuah negara Israel di kawasan Timur Tengah dan atau membela mereka habis-habisan?
Bagaimana menganalisa dan menginterpretasikan fenomena ini?
[sunting] Bagian Ketiga
Tuan Presiden,
Anda pasti telah mengetahui bagaimana Israel terbentuk dan akibat yang ditimbulkannya:
• Dengan terbantainya ribuan jiwa.
• Dengan mengungsikan jutaan jiwa penduduk asli kawasan.
• Dengan penghancuran ratusan ribu hektar sawah, kebun zaitun dan penghancuran kota-kota dan tanah-tanah subur.
• Tragedi ini tidak hanya terbatas pada masa pembentukan saja.
Sangat disayangkan selama enam puluh tahun hal ini terus berlanjut.
Rezim yang dibentuk ini bahkan tidak memiliki rasa belas kasihan terhadap anak-anak. Rumah-rumah dihancurkan, rencana teror tokoh-tokoh Palestina diumumkan dan ribuan orang-orang Palestina dipenjarakan. Fenomena ini pada abad-abad terakhir bila tidak dikatakan sulit dicari tandingannya maka tentunya tidak ada bandingannya.
Pertanyaan besar lainnya dari masyarakat umum adalah: Mengapa rezim yang seperti ini masih harus dibela?
Apakah pembelaan terhadap rezim ini sesuai dengan ajaran Nabi Isa AS atau Nabi Musa AS atau nilai-nilai Liberalisme?
Apakah memberikan hak untuk menentukan nasib sendiri di tanah Palestina kepada pemilik asli baik mereka yang tinggal di Palestina maupun di luar, baik mereka itu Islam, Yahudi dan atau Kristen, bertentangan dengan demokrasi, hak-hak asasi manusia dan ajaran-ajaran para Nabi?
Bila tidak bertentangan, mengapa usulan referendum tidak pernah disetujui?
Akhir-akhir ini, dengan pilihan rakyat Palestina, telah terbentuk sebuah pemerintahan. Semua pengawas yang netral telah mengukuhkan bahwa pemerintah tersebut dipilih oleh rakyat. Dengan rasa tidak percaya, pemerintahan terpilih ditekan sedemikian rupa agar mengakui sebuah negara bernama Israel dan tidak lagi meneruskan perjuangan serta melanjutkan program pemerintahan sebelumnya.
Seandainya pemerintahan terpilih ini sejak awal mengumumkan kebijakannya seperti yang diinginkan penekan, apakah masyarakat Palestina akan memilih mereka? Apakah sikap semacam ini di hadapan pemerintahan Palestina sesuai dengan nilai-nilai di atas?
Demikian pula, masyarakat selalu bertanya-tanya mengapa resolusi PBB yang telah diputuskan di dewan keamanan PBB terhadap Israel selalu diveto?
[sunting] Bagian Keempat
Tuan Presiden,
Anda mengetahui bahwa saya hidup bersama rakyat dan selalu berhubungan dengan mereka. Banyak masyarakat Timur Tengah yang menghubungi saya dengan berbagai cara. Mereka melihat kebijakan ganda ini tidak sesuai dengan logika apapun.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa kebanyakan masyarakat di kawasan Timur Tengah, dari hari ke hari semakin marah dengan kebijakan yang telah dilakukan.
Saya tidak bermaksud untuk menyampaikan banyak pertanyaan, namun saya ingin menunjukkan beberapa poin lain.
Mengapa setiap kemajuan ilmu dan teknologi di kawasan Timur Tengah selalu dianggap dan dipropagandakan sebagai ancaman terhadap rezim Israel?
Apakah usaha ilmiah dan penelitian bukan merupakan hak-hak dasar masyarakat?
Anda mungkin memiliki pengetahuan tentang sejarah. Selain abad pertengahan pada bagian mana dari sejarah dan dimanakah, kemajuan ilmu dan teknologi dianggap sebagai sebuah kejahatan? Apakah dengan mengandaikan kemungkinan dipakainya ilmu dan teknologi untuk maksud-maksud militer dapat menjadi alasan untuk menentang ilmu dan teknologi? Bila kesimpulan yang demikian adalah benar, maka seluruh ilmu harus ditentang bahkan fisika, kimia, matematika, kedokteran, arsitektur dan lain-lain.
Dalam masalah Irak telah terjadi kebohongan. Hasilnya apa? Saya tidak ragu bahwa semua manusia meyakini bahwa kebohongan adalah hal yang tidak terpuji. Anda sendiri tidak akan senang bila orang lain berdusta terhadap Anda.
[sunting] Bagian Kelima
Tuan Presiden,
Apakah masyarakat di Amerika Latin memiliki hak untuk mempertanyakan mengapa selalu ada usaha untuk tidak menyetujui pemerintahan terpilih dari rakyat dan pada saat yang sama adanya pembelaan bagi mereka yang ingin melakukan kudeta terhadap pemerintahan terpilih. Mengapa ancaman selalu diarahkan kepada mereka?
Masyarakat Afrika adalah masyarakat yang punya etos kerja, kreatif dan memiliki potensi. Mereka dapat berperan penting dalam menjamin kebutuhan dan kemajuan materi dan maknawi masyarakat dunia. Namun, kemiskinan dan kepapaan di sebagian besar Afrika menjadi kendala terbesar untuk dapat memainkan peran penting tersebut.
Apakah mereka berhak untuk mempertanyakan, mengapa kekayaan luar biasa dan barang tambang mereka dijarah padahal mereka lebih membutuhkan dari orang lain? Apakah aksi-aksi semacam ini sesuai dengan ajaran Nabi Isa AS dan hak-hak asasi manusia?
Masyarakat Iran yang berani dan beriman juga memiliki banyak pertanyaan. Salah satunya adalah Kudeta 28 Murdad tahun 1953 terhadap pemerintahan waktu itu, menentang revolusi Islam pada 52 tahun yang lalu, menjadikan kedutaan Amerika menjadi markas penentang Republik Islam, memiliki ribuan dokumen rahasia, melindungi Saddam Hussein dalam perang terhadap Iran, penembakan pesawat penumpang Iran, menyandera harta masyarakat Iran, ancaman-ancaman yang semakin meningkat dengan menunjukkan ketidaksetujuan serta kemarahan atas kemajuan ilmu dan teknologi serta nuklir masyarakat Iran. Padahal semua orang Iran gembira dengan kemajuan negara mereka dan mengadakan pesta untuk keberhasilan mereka. Masih banyak lagi pertanyaan semacam ini yang di surat ini tidak saya cantumkan.
[sunting] Bagian Keenam
Tuan Presiden,
Peristiwa 11 September benar-benar merupakan peristiwa yang mengerikan. Pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa di bagian mana saja dari dunia ini selalu menyakitkan dan sangat disayangkan. Pemerintah kami pada waktu itu mengumumkan rasa kebencian terhadap pelaku kejadian dan sekaligus mengucapkan belasungkawa kepada mereka yang ditinggalkan. Semua negara memiliki kewajiban untuk melindungi jiwa, harta dan kehormatan rakyatnya.
Seperti yang disebut-sebut, negara Anda memiliki sistem keamanan, penjagaan dan informasi yang luas dan canggih. Bahkan para penentang yang berada di luar negeri pun diburu. Operasi 11 September bukan operasi yang mudah.
Apakah konsep dan pelaksanaan operasi tersebut dapat terwujud tanpa kerja sama dengan sistem informasi, keamanan atau adanya pengaruh yang kuat?
Tentunya ini adalah sebuah pengandaian yang logis. Mengapa sisi-sisi lain dari kejadian ini tetap misterius? Mengapa tidak ada penjelasan resmi tentang siapa yang bertanggung jawab atas kelalaian ini? Dan mengapa para pelaku dan mereka yang lalai tidak diumumkan dan dihukum?
[sunting] Bagian Ketujuh
Tuan Presiden,
Salah satu kewajiban pemerintah adalah mewujudkan keamanan dan ketenangan bagi rakyatnya. Masyarakat negara Anda dan negara-negara yang bertetangga dengan poros krisis dunia tidak lagi merasakan keamanan dan ketenangan selama bertahun-tahun.
Setelah peristiwa 11 September, bukannya meredam jiwa dan menenangkan masyarakat Amerika yang sangat menderita akibat peristiwa tersebut tapi sebagian media massa Barat malah membesar-besarkan kondisi tidak aman dan senantiasa mengabarkan adanya kemungkinan serangan teroris serta senantiasa sengaja menjaga agar masyarakat dalam kondisi takut dan khawatir. Apakah ini yang disebut melayani rakyat Amerika? Apakah kerugian yang berasal dari ketakutan dan kekhawatiran dapat dihitung?
Coba anda bayangkan, rakyat Amerika merasa bakal ada serangan. Mereka merasa tidak aman ketika berada di jalanan, tempat kerja dan di rumah. Siapa yang dapat menerima kondisi seperti ini? Mengapa media bukannya memberitakan hal-hal yang dapat menenangkan dan memberikan keamanan sebaliknya malah mengabarkan ketidakamanan?
Sebagian berkeyakinan bahwa propaganda besar-besaran ini dijadikan fondasi dan alasan untuk menyerang Afghanistan. Bila sudah begini kiranya baik bila saya berikan sedikit petunjuk terkait dengan media.
Dalam prinsip dasar media, penyampaian informasi yang benar dan menjaga amanat dalam menyebarkan berita adalah prinsip dasar yang manusiawi dan telah diakui. Saya merasa perlu untuk mengucapkan dan mengumumkan rasa penyesalan yang dalam atas ketiadaan rasa tanggung jawab sebagian media Barat berkaitan dengan komitmen ini.
Alasan utama agresi ke Irak adalah adanya senjata pemusnah massal. Tema ini diulang-ulang sedemikian rupa sehingga masyarakat percaya dan akhirnya basis penyerangan Irak pun tercipta.
Apakah kebenaran tidak akan hilang dalam atmosfer yang direkayasa dan berisi kebohongan?
Apakah hilangnya sebuah kebenaran sesuai dengan tolok ukur yang telah saya jelaskan sebelumnya?
Apakah kebenaran juga akan hilang di sisi Tuhan?
[sunting] Bagian Kedelapan
Tuan Presiden,
Di semua negara masyarakatlah yang menanggung anggaran belanja negaranya sehingga pemerintah dapat melayani mereka. Pertanyaannya di sini adalah, dengan anggaran tahunan ratusan miliar dolar untuk pengiriman pasukan ke Irak apa yang didapat oleh masyarakat?
Anda sendiri mengetahui bahwa di sebagian negara bagian Amerika masyarakat hidup dalam kemiskinan. Ribuan orang tidak memiliki rumah. Pengangguran adalah masalah besar dan masalah ini kurang lebih juga terjadi di negara-negara lain. Apakah dalam kondisi yang seperti ini pengiriman sejumlah besar pasukan dan itu pun dengan anggaran luar biasa dari masyarakat dapat dibenarkan dan sesuai dengan dasar-dasar yang telah disebutkan sebelumnya?
[sunting] Bagian Kesembilan
Tuan Presiden,
Apa yang sudah disebutkan adalah sebagian dari penderitaan masyarakat dunia, masyarakat kawasan kami dan masyarakat Anda. Namun maksud asli saya yang sedikitnya pasti akan Anda benarkan adalah sebagai berikut:
Para penguasa memiliki masa tertentu dan tidak selamanya berkuasa. Namun nama mereka akan diingat dan tertulis dalam sejarah. Dan di masa depan, dekat atau jauh, ia akan senantiasa dinilai. Masyarakat akan berkata: dalam periode kita ini apa yang telah terjadi.
Apakah untuk masyarakat kita menyiapkan keamanan dan kesejahteraan atau malah ketidakamanan dan pengangguran?
Apakah kita memang hendak mewujudkan keadilan atau hanya membela kelompok istimewa dengan imbalan harga kemiskinan dan kepapaan sebagian besar masyarakat dunia? Apakah kita memberikan kekayaan dan pangkat pada sekelompok orang dan lebih memilih kerelaan mereka ketimbang kerelaan masyarakat dan Tuhan?
Apakah kita membela hak-hak masyarakat dan kaum miskin atau kita tidak memandang mereka sedikit pun?
Apakah kita membela hak-hak manusia di seluruh dunia atau malah memaksakan perang dan ikut campur secara ilegal dalam urusan negara lain atau membangun sel-sel rahasia dan memenjarakan sebagian orang di sana?
Apakah kita telah mewujudkan perdamaian dunia atau malah menyebarkan ancaman dan kekerasan di seluruh dunia?
Apakah kita telah berbicara dengan jujur kepada rakyat kita dan masyarakat dunia atau malah menunjukkan kebenaran yang telah diputarbalikkan?
Apakah kita termasuk pembela masyarakat atau pembela para penjajah dan penzalim?
Apakah dalam pemerintahan kita yang lebih dipentingkan adalah logika, akal, moral, perdamaian, mengamalkan perjanjian, menyebarkan keadilan, melayani masyarakat, kesejahteraan dan kemajuan, menjaga kehormatan manusia ataukah kekuatan persenjataan, ancaman, ketidakamanan, tidak memperdulikan masyarakat, menahan kemajuan masyarakat dunia dan menginjak hak-hak manusia?
Dan pada akhirnya mereka akan berkata, apakah kita setia dengan sumpah yang kita ucapkan dalam rangka melayani masyarakat yang merupakan tugas asli kita dan apakah kita mengamalkan ajaran-ajaran para Nabi ataukah tidak?
[sunting] Bagian Kesepuluh
Tuan Presiden,
Sampai kapan dunia akan menanggung beban berat ini? Dengan proses semacam ini, kemanakah dunia akan melangkah? Sampai kapan masyarakat dunia harus menanggung beban keputusan-keputusan salah dari para penguasa? Sampai kapan cakrawala ketakutan harus terbentang di hadapan masyarakat dunia akibat ditimbunnya senjata pemusnah massal? Sampai kapan darah anak-anak, para wanita dan laki-laki harus mengalir di atas batu-batu jalanan dan rumah-rumah mereka harus dihancurkan?
Apakah Anda rela dengan kondisi dunia sekarang ini? Apakah Anda berpikir bahwa kebijakan yang telah ada ini dapat terus berlangsung?
Andai ratusan miliar dolar yang dipakai untuk membiayai keamanan, pertahanan, pengiriman pasukan dialokasikan sebagai modal dan bantuan bagi negara-negara miskin, pengembangan kebersihan, perang melawan berbagai macam penyakit, pendidikan, peningkatan kemampuan berfikir dan jasmani, menolong korban bencana alam, menciptakan lapangan pekerjaan, penghijauan dan pengentasan kemiskinan, menggalang perdamaian, menghilangkan perselisihan antar negara-negara, menghilangkan peperangan kabilah dan ras dan lain-lain... Dapatkah dibayangkan keadaan dunia akan seperti apa? Dan apakah pemerintahan dan rakyat Anda tidak merasa bangga dengan ini?
Apakah posisi politik dan ekonomi pemerintahan dan rakyat Anda tidak akan semakin kokoh? Dengan mengucapkan rasa penyesalan penuh, saya harus mengucapkan apakah masyarakat dunia semakin membenci pemerintah Amerika?
[sunting] Bagian Kesebelas
Tuan Presiden,
Saya tidak bermaksud untuk melukai perasaan seorang pun.
Bila Nabi Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, Ismail, Yusuf dan atau Nabi Isa AS hadir di dunia hari ini dan melihat perilaku semacam ini, apakah yang akan dikatakan mereka? Apakah dalam dunia yang dijanjikan, dunia yang diliputi oleh keadilan dan Nabi Isa AS akan hadir, kita akan diberi sebuah peran? Apakah mereka akan menerima kita?
Pertanyaan kunci saya adalah: apakah tidak ada lagi jalan yang lebih baik dalam pergaulan dengan masyarakat dunia?
Saat ini di dunia ada ratusan juta orang Kristen, ratusan juta orang Islam dan jutaan lagi orang pengikut Nabi Musa AS. Semua agama Ilahi memiliki persamaan dalam satu kalimat yaitu kalimat tauhid, keyakinan akan Tuhan Yang Esa dan tidak ada tuhan selain Dia di dunia ini.
Al-Quran al-Karim menegaskan persamaan ini dan menyeru semua pengikut agama ilahi dengan sabdanya:
“Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, marilah berpegang pada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain dari pada Allah.” (Ali Imran: 64)
[sunting] Bagian Keduabelas
Tuan Presiden,
Berdasarkan firman ilahi kita semua diajak untuk menyembah Allah Yang Esa dan mengikuti utusan-utusan ilahi.
“Penyembahan kepada Tuhan Yang Esa yang Maha kuasa dan berkuasa atas segala sesuatu.”
“Allah Yang Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan yang tampak, masa lalu dan yang akan datang. Dan Ia mengetahui apa yang terlintas di benak hamba-Nya dan mencatat amalan mereka.”
“Tuhan sang pemilik langit dan bumi dan semua alam di bawah kekuasaan-Nya”,
“Pengaturan seluruh alam di tangan-Nya dan Ia memberikan janji untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya.”
“Ia adalah penolong mereka yang terzalimi dan musuh mereka yang menzalimi.”
“Dia Maha Pengasih dan Penyayang.”
“Ia adalah penolong kaum mukminin dan Ia menuntun mereka dari kegelapan kepada keterangbenderangan.”
“Ia mengawasi perbuatan hamba-hamba-Nya.”
“Ia menyerukan hamba-Nya untuk beriman dan berbuat baik dan menginginkan agar mereka berbuat berdasarkan kebenaran dan untuk tetap istiqamah dalam kebenaran.”
“Allah menyerukan agar hamba-hamba-Nya untuk menaati utusan-Nya dan Ia sebagai saksi dan pengawas perbuatan hamba-hamba-Nya”, “Puncak keburukan terkait dengan orang-orang yang menginginkan kehidupan yang terbatas di dunia ini dan tidak mengikuti perintah-Nya dan menzalimi hamba-hamba Allah”,
“Puncak kebaikan dan surga yang kekal hanya akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa di hadapan keagungan ilahi dan tidak mengikuti hawa nafsunya”.
Kami yakin bahwa kembali kepada ajaran para Nabi adalah satu-satunya jalur kebahagiaan dan kesuksesan. Saya mendengar bahwa Anda adalah seorang penganut Kristen dan percaya akan janji Ilahi akan adanya pemerintahan orang-orang shaleh di muka bumi.
Kami juga percaya bahwa Nabi Isa AS adalah salah satu Nabi besar ilahi. Dalam al-Quran Nabi Isa AS mendapat penghormatan yang luar biasa dan ini adalah ucapan Nabi Isa AS yang dinukil oleh al-Quran:
“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus.” (Maryam: 36)
Penghambaan dan ketaatan kepada Allah adalah seruan semua para Nabi. Tuhan seluruh masyarakat di Eropa, Afrika, Amerika, dan negara-negara kepulauan, seluruh dunia hanya satu dan Ia adalah Tuhan menginginkan kemuliaan bagi semua hamba-Nya dan memberikan kehormatan kepada umat manusia.
Dan dalam firman Allah:
“Allah Yang Maha Berkuasa dan Tinggi mengutus para Nabi yang memiliki mukjizat dan tanda-tanda yang jelas untuk memberi petunjuk kepada manusia akan tanda-tanda kebesaran Tuhan serta menjauhkan manusia dari dosa. Allah mengirimkan kitab dan mizan agar manusia dapat menegakkan keadilan dan tidak berbuat zalim”.
Semua ayat-ayat ini terdapat dalam kitab suci.
Para Nabi dan utusan ilahi memberikan janji bahwa pada suatu hari nanti semua manusia akan dibangkitkan di hadapan Allah untuk diperhitungkan amal perbuatannya. Mereka yang berbuat baik akan diantarkan ke surga dan mereka yang berbuat buruk akan mengalami siksaan ilahi.
Saya pikir kita berdua sama-sama meyakini akan hari itu.
Tetapi perhitungan para penguasa tidak akan ringan. Karena kita harus memberikan jawaban kepada masyarakat dan semua orang disebabkan perbuatan kita yang memiliki dampak dalam kehidupan mereka.
Para Nabi menginginkan perdamaian dan ketenangan yang berdasarkan prinsip-prinsip penyembahan kepada Allah, keadilan, menjaga harkat dan martabat manusia.
Bila kita semua meyakini tauhid dan penyembahan kepada Tuhan, keadilan, menjaga harkat dan martabat manusia, hari akhir, apakah kita tidak bisa memainkan peranan yang lebih penting dan indah dalam menyelesaikan problem dunia saat ini yang muncul akibat ketidaktaatan kepada Allah dan ajaran-ajaran para Nabi?
Apakah keyakinan akan prinsip-prinsip ini tidak akan memperluas dan menjamin perdamaian, persaudaraan dan keadilan?
Apakah prinsip-prinsip itu bukan merupakan ajaran tertulis atau tidak tertulis mayoritas masyarakat dunia?
Apakah Anda tidak ingin mengabulkan seruan ini?
Kembali secara hakiki pada ajaran para Nabi, tauhid dan keadilan, pada penjagaan terhadap harkat dan martabat manusia serta ketaatan kepada Tuhan dan utusan-utusan-Nya
[sunting] Bagian Ketigabelas
Tuan Presiden,
Sejarah menunjukkan bahwa pemerintahan yang berada dalam jalur kezaliman tidak akan pernah bertahan lama. Tuhan tidak membiarkan dunia dan manusia begitu saja. Bukankah sudah banyak kejadian yang bertolak belakang dengan rencana-rencana para penguasa. Fakta sejarah menunjukkan bahwa ada kekuatan yang lebih di atas segalanya yang mengatur semua hal.
[sunting] Bagian Keempatbelas
Tuan Presiden,
Apakah indikasi perubahan di dunia pada masa ini dapat diingkari? Apakah keadaan dunia sekarang dengan sepuluh tahun yang lalu dapat dibandingkan. Perubahan terjadi begitu cepat terjadi dan mencakup dimensi yang sangat luas. Masyarakat dunia tidak rela dengan kondisi dunia saat ini. Mereka tidak percaya dengan janji-janji sebagian penguasa yang berpengaruh di dunia.
Sebagian besar masyarakat dunia merasa tidak aman. Mereka tidak setuju dengan berkembangnya kondisi ini begitu juga dengan perang. Masyarakat dunia protes akan adanya jurang pemisah yang dalam antara mereka yang kaya dan miskin, antara negara yang sejahtera dan miskin. Masyarakat semakin membenci kebejatan moral yang semakin meningkat.
Mayoritas masyarakat di negara-negara merasa sedih karena basis budaya mereka terancam, institusi keluarga berantakan dan kasih sayang seta cinta kasih yang semakin luntur.
Masyarakat dunia mulai pesimis memandang organisai-organisai internasional karena hak-hak mereka tidak dipertahankan oleh organisasi tersebut.
Liberalisme dan Demokrasi Barat tidak mampu mendekatkan manusia kepada idealisme mereka. Liberalisme dan Demokrasi adalah pecundang. Para pemikir dan cendekiawan dunia dengan jelas mendengar suara runtuhnya pemikiran dan sistem Liberal-Demokrasi. Hari ini perhatian masyarakat dunia semakin meningkat kepada sebuah fokus. Dan fokus itu adalah Tuhan Yang Esa. Dan tentunya masyarakat akan sukses mengatasi masalah mereka dengan tauhid dan berpegang teguh dengan ajaran-ajaran para Nabi.
Pertanyaan penting dan serius saya di sini adalah: Apakah Anda tidak ingin menyertai mereka?
[sunting] Bagian Kelimabelas
Tuan Presiden,
Mau tidak mau, dunia sedang mengarah pada penyembahan Allah dan keadilan. Kehendak Allah akan mengalahkan segala-galanya.
Keselamatan untuk mereka yang mengikuti petunjuk
Mahmud Ahmadinejad
Presiden Republik Islam Iran

Teheran, 17-02-1384
7 Mei 2006
Diperoleh dari "http://id.wikisource.org/wiki/Surat_Mahmud_Ahmadinejad_kepada_George_W._Bush (2006)”

Baca selengkapnya......


Presiden Iran saat ini: Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya:
"Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"
Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:
"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."

Berikut adalah gambaran Ahmadinejad, yang membuat orang ternganga dan terheran-heran :

1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan
Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu
kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

2. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP,
lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler
untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.

3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

4. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya
dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya,
arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana
dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi,
sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

5.. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977,
sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran.
Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.

6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.

7. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya.
Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis,
belum lagi secara minyak dan pertahanan.
Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan;
roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira,
ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.

9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan,
ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya,
ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.

10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan,
dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan.
Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi,
atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.

11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar
karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?
Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi.
Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut,
kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk amerika.
12. Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka
13. Bahkan ketika suara azan berkumandang,
ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa
14. baru-baru ini dia baru saja mempunyai Hajatan Besar Yaitu Menikahkan Puteranya. Tapi pernikahan putra Presiden ini hanya layaknya pernikahan kaum Buruh. Berikut dokumentasi pernikahan Putra Seorang Presiden

Akankah kita di Indonesia mempunyai seorang Pemimpin seperti beliau, mudah-mudahan di pemilu yang akan datang kita akan memiliki Presiden seperti ini.

Baca selengkapnya......

CATHAR 2: Akan Kugenggam Cahaya Itu (Part 1)

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 23.57 | 6 komentar »


Tiga tahun berlalu aku mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS Makassar. Sungguh sangat menyenangkan bertemu dengan teman-teman dengan berbagai karakter yang beragam, unik….!!!! Apakah kebahagian itu akan selalu ada? Ukhuwah yang terbina selama bertahun-tahun lamanya dalam jalinan “SALIVA 05”. Inilah nama angkatan kami, sungguh unik. Nama ini berasal dari istilah kesehatan yang berarti air liur. Aneh tapi, namun inilah keunikan yang dimiliki tiap-tiap manusia ciptaan Allah, terutama keunikan kami di angkatan kami ( SALIVA 05….nabebeimakie….). Aneh…aneh…aneh…tapi seru juga ya, pa lagi dengan gaya kami yang serempak ngucapin kata itu he8..jadi ingat OSPEK waktu masih MABA. Seru bo` !!
Tapi, ada yang tiba-tiba datang menghampiriku, terasa amat cepat hingga aku enggan menyambutnya. Sepi, sunyi mulai bersahabat denganku. Gimana nggak? Teman-temanku “SALIVA 05” sedikit demi sedikit udah mulai masuk co-ass (tahap lanjut setelah kuliah preklinik usai). Waduh aku kapan ya? Kapan cahaya itu bisa kugenggam? Ya Allah….
Sekarang sih Alhamdulillah semua mata kuliahku udah kelar tepat pada waktunya, tanpa ada yang nunggak. Tapi permasalahannya skripsiku itu lho (belum kelar juga), perasaan ini kian berkecamuk, sedih, kecewa dll. Udah beberapa bulan lamanya, koq bisa ya?? Hmm, aku yang malas atau pembimbingku yang malas? Walah, salah..salah. Mungkin lebih tepatnya pembimbingku “perfect banget” Ya Allah, kapan semua ini beranjak dariku? Aku merasa ini adalah penderitaan, penderitaan yang entah kapan berakhinya, kadang aku merasa jenuh dibuatnya (astagfirullah).
Hari demi hari aku lalui, tak terasa udah cukup sebulan dan seterusnya begitu. Hingga tak terasa sudah sampai 5 bulan lebih aku berkeluh kesah menghadapi skripsi yang begitu sulit aku hadapi. Ngedit lagi..ngedit lagi..capek deh (pembimbingku deman banget mantul-mantul skripsi anak bimbingannya, ga capek apa?). Astagfirullah, ishbir..ishbir ya ukhti!!! Ya Allah, ternyata kesabaran itu sangat mahal. Ya Allah, ajari aku arti kesabaran, jadikan aku wanita yang kuat. Hmmm, kenapa aku harus mengeluh? Aku masih beruntung, mungkin di sekelilingku masih banyak saudara-saudaraku yang jauh lebih bahkan seribu kali lebih dari apa yang aku hadapi sekarang tapi mereka masih bisa sabar dan terus bangkit, subhanallah, kapan aku bisa seperti mereka???Aku hanya wanita lemah yang tidak berdaya, tapi aku masih punya impian-impian besar yang harus dapat kuraih. Impian itu harus aku kejar sampai kapanpun dan dimanapun impian itu berada. Impian itu akan aku jemput, akan aku bawa bersamaku. Impianku adalah “cahaya” itu, cahaya yang akan kugenggam.
Aku harus selalu yakin dan percaya ini akan berlalu. Semoga aku bisa ridho bahwa ini ujian dari Allah, suatu ujian yang akan berujung indah. Aku harus ikhlas berjihad, jihad yang sungguh mulia yakni jihad akademik yang sementara kujalani sampai saat ini.
Mentadabburi suatu ayat yang terdapat dalam surah Al Baqarah 286 “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebaikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdo`a), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampnilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” Aku harus yakin aku bisa, yakin akan janji Allah, yakin cahaya itu akan kugenggam. Amin. Doakan aku…
-Bersambung-

Baca selengkapnya......

Putri Malu & Wanita

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 23.45 | 4 komentar »


Pada suatu hari, Rasulullah s.a.w berjalan-jalan bersama puteri baginda, Saidatina Fatimah r.a. Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon tamar, Fatimah terpijak pohon semalu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan.
Fatimah mengatakan kepada bapanya apalah gunanya pohon putri malu itu berada di situ dengan nada yang sedikit marah. Rasulullah dengan
tenang berkata kepada puteri kesayangannya itu bahawasanya pohon putri malu itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada pohon semalu ini dari 4 aspek.
Pertama, pohon putri malu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahawa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).
Kedua, putri malu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri dan maruah sebagai seorang wanita muslim.
Ketiga, putri malu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna wanita solehah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul Alamin.
Dan akhir sekali, putri malu akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja.
Ambillah pengajaran dari putri walau pun ia hanya sepohon tumbuhan yang kecil.
Wallahu a`lam bishowab..

Baca selengkapnya......

Satu hal yang kurang dari wanita

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 23.31 | 1 komentar »


Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.
Malaikat datang dan bertanya,”Mengapa begitu lama, Tuhan?”
Tuhan menjawab:
“Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?"
“ 2 Tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan… , dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini ”
Malaikat itu takjub.
“Hanya dengan dua tangan?....impossible!“
Dan itu model standard?!
“Sudahlah TUHAN, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya“.
“Oh.. Tidak, SAYA akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit SAYA”.
“O yah… Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari”.
Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita-ciptaan TUHAN itu.
“Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut TUHAN ?”

“Yah.. SAYA membuatnya lembut. Tapi ENGKAU belum bisa bayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.“
“Dia bisa berpikir?”, tanya malaikat.
Tuhan menjawab:
“Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi."
Malaikat itu menyentuh dagunya....

“TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”
“Itu bukan lelah atau rapuh....itu air mata”, koreksi TUHAN
“Untuk apa?”, tanya malaikat
TUHAN melanjutkan:
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspressikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”
“Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN” kata malaikat.
“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, wanita- ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!"
Ya mestii…!
Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Mampu berdiri melawan ketidakadilan.
Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat.
Cintanya tanpa syarat.
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa .
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.
Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.
Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka

Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita:

Dia lupa betapa berharganya dia...
Ingatkan mereka, karena terkadang mereka perlu diingatkan..!!!

Interprated by :
Lins_View inspires Y’all from any sources
Deeply Humble
www.lintong.s5.com

Baca selengkapnya......

CATHAR : Saat yang kukasihi harus pergi…..

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 12.56 | 4 komentar »


Aku teringat saat-saat itu, saat dimana UAN tengah berlangsung, bahkan masih teringat jelas di memoriku. Sehari lagi UAN berlalu, malam itu..aku mendengar suaranya yang lemah tiba-tiba mengeluh kesakitan, entah apa yg dirasakan saat itu, aku terheran koq ga biasanya suara itu terdengar olehku…
Saat itu aku masih serius dan serius menikmati pelajaran di hadapanku, dengan buku-buku yang menumpuk, kertas-kertas berserakan, maklum besok ada UAN (SKS gitu, Sistim Kebut Semalam) dengan harapan bisa jawab soal-soal dengan baik tanpa harus nyontek he8. Sungguh hari yang melelahkan dan terkadang aku merasakan itu rutinitas yang sangat menjenuhkan…Fiuuuhhhh…
Malam pun semakin larut, aku disuruh tidur cepat (bapak memanggil. Nak, ayo tidur dah larut malam). Seperti biasa..harus serba disiplin. Makan, maen, tidur, belajar, bekerja…serba diatur pokoknya…
Saat itu aku mendengar suara-suara yang ga biasanya aku dengar, ia mengeluh dadanya sakit.. sulit tertahankan, nafasnya sesak, sebenarnya jauh-jauh hari memang sudah ada gejala-gejala yang nampak, bapak pun sering banget berobat jalan ke Makassar..dari yang medis sampai tradisional udah pernah ia datangi…dengan harapan bisa cepat sembuh..
Bapak udah sakit saat aku masih TK. Penyakitnya udah komplikasi. Sampai aku SMA kelas III.. Nah, saat itu puncaknya…sampai bapak betul-betul merasakan sakit yang sangat…
Sehari setelah UAN, bapak segera di berangkatkan ke Makassar. Saudara-saudara berdatangan, menjemput bapak untuk segera dimasukkan ke rumah sakit. Perjalanan di kampungku (enrekang, Baraka) ke Makassar 6 jam lamanya. Sesampai di Makassar, bapak pun dimasukkan ke RS. Wahidin tepatnya di Ruang ICCU Jantung…
Sungguh sangat menyedihkan, menikmati hari-hari di RS selama 9 hari lamanya. Melihat kondisi bapak yang hari demi hari kian melemah…Apalagi bapak ditempatkan di ruangan itu…ICCU Jantung…Ya Allah, sembuhkanlah bapakku…tulang punggung keluargaku selama ini. Seorang kepala rumah tangga yang berhasil memberikan sesuatu yang terbaik untuk keluarganya..Berhasil menyekolahkan ke-14 anaknya dengan baik sampai anaknya meraih gelar professor, doctor, dokter, sarjana. Subhanallah ya Allah, sungguh ia adalah sosok idaman keluarga. Apakah kami bisa membalas semua jasa-jasanya?? Apakah bapak bisa menikmati keberhasilan kami semua sampai kemudian ajal menjemputnya? Ya Allah, sembuhkan bapak kami ya Allah..kabulkan doa-doa kami ya AllAH..Kami tak tahu apa yang akan terjadi esok…
Selama 9 hari di Rumah sakit, bapak dirawat..keluarga-keluarga dekat-jauh, dan yang lain ramai berkunjung. Sampai kemudian dokter memanggil ibu masuk ke ruangan dokter, seakan ingin menyampaikan sesuatu yang sangat-sangat rahasia. Dokter mengatakan kami sudah berusaha, kondisi bapak sudah sangat melemah ibarat tanaman yang layu dan sulit menjadi segar kembali…
Kami jadi geram mendengar apa yang dokter katakan, seolah-olah ada rasa putus asa dari dokter itu.
innalillah… tapi kita harus terus berusaha dan berdoa..Allah lah yang menentukan segalanya.. Semoga bapak bisa sembuh seperti sedia kala, bisa bercengrama lagi berkumpul bersama kami semua. Aamin.
Tepat hari ke-9, bapak meminta agar dirawat di rumah saja, dan ia ngotot ingin segera keluar dari rumah sakit. Sampai akhirnya semua keluarga sepakat.
Sampai di rumah, tepatnya hari jumat pagi (lupa pukul berapa) di Jl. Racing Centre 16 Makassar, bapak ditempatkan di sebuah kamar yang sekarang menjadi kamarku. Saat itu, bapak masih dibantu pernafasan. Keluarga, tetangga semakin ramai mengunjungi rumah.
Ya Allah…tanpa aku sadari, air mataku bercucuran sangat deras, tak bisa aku bending lagi melihat kondisi bapak yang sangat-sangat lemah, bahkan berbicarapun sudah tidak jelas lagi. Apalagi saat bapak memandangiku dan menangis, aku hanya menyanggupinya untuk memandang wajahnya. Sungguh hati ini seolah disayat-sayat sembilu…
Aku teringat saat-saat bapak selalu bersikap manja padaku, ia memanggilku dengan nama “celikandi” plesetan dari srikandi (dian srikandi), menciumku, memelukku, mendudukkanku di pangkuannya…sungguh masa kecil yang bahagia, bahkan sampai SMA dulu masih sering begitu.Ya Allah, aku merindukan saat-saat itu, apakah aku masih bisa merasakannya??
Aku terus memandangi tubuhnya yang terkapar lemah di tempat tidur, tanpa suara..
Aku terus menangis dan menangis. Ibu, kakak, juga demikian…air mata yang tidak bisa lagi dibendung. Apalagi saat masih di rumah sakit, bapak berpesan pada kakak “tolong jaga adikmu”, subhanallah bapak masih mengingatku..
(Aku anak terakhir dari 14 bersaudara (dari total istri 3) soalnya bapak poligami. Istri ke-3 bapak adalah ibuku yang telah melahirkan dan membesarkanku. Ia lah ibundaku Kumala..my lovely mom. Dan satu-satunya kakak kandungku adalah bang Aswar)
Siang pun tiba, sebagian ke masjid Baiturrahman Panaikang untuk shalat jumat. Saya, ibu, kakak, ipar, sepupu yang menjaga bapak saat itu. Ya Allah, bapak semakin tidak berdaya, dadanya semakin sesak tak tertahankan. Kalimat laa ilahaillallah berkali-kali kami ucapakan untuk menuntun bapak, disertai air mata yang berderai hebat. Dengan lamban dan suara yang sangat pelan, bapak pun mengikutinya..
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…malaikat maut telah menjemput bapak…
Aku tidak bisa berkata-kata lagi, hanya air mataku yang terus membasahi wajahku…
Serasa ingin pingsan..astagfirullah.
Kuatkan aku ya Allah, Kuatkan ibuku, kuatkan saudara-saudaraku..
Bapak telah pergi…bapak telah meninggalkanku..( hikz hikz)
Bagaimanapun juga, saya harus tabah dan ikhlas menghadapi semua ini…
Karena sesungguhnya tiada yang kekal selain Allah…
AL HADITS : “Barangsiapa Kuambil orang yang dicintainya di dunia tetap mengharapkan ridha (Ku), niscaya Aku akan menggantikannya dengan surga”

Bapakku…
Selamat jalan, semoga kita semua bisa berkumpul di syurgaNya kelak. AAMIN.

Baca selengkapnya......

Obama boneka isreal

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 17.36 | 3 komentar »

Assalamu'alaykum..wr..wb

BAGI MEREKA PENGGEMAR OBAMA.....Silahkan disimak siapa dia sebenarnya....
Bismillah-ir Rahman-ir RahimDengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Hati-hati..Barrack Obama boneka Israel !
Barrack Obama membawa kalungan bunga dalam Hall of Remembrance, Yad Vashem Holocaust Memorial di Jerusalem, pada hari Rabu, 23 Juli 2008.
Obama dipengaruhi oleh Israel? Adakah Islam liberal yang cuma diajarkan kepada umat Islam?
Adakah Obama dipengaruhi oleh Israel?
Pertama, Obama memakai Yarmulke, peci orang Yahudi.
Yang kedua, hanya orang Yahudi sahaja dibenarkan mendampingi Master Jew.
Mengapa Obama mendapat tempat begitu istimewa?
Yang ketiga, Obama sedang melakukan ritual Yahudi pada dinding Monument Jew.
Perbuatan ini dilakukan oleh orang Yahudi untuk menyampaikan pesan rahsia sesama orang Yahudi saja.
Mengapa Obama melakukan tindakan yang dibuat oleh Yahudi ini?
Barrack nama pertama Obama adalah nama Yahudi yang berasal dari ayat "baruch". Kebanyakan ahli ibadah Yahudi menggunakan nama "baruch" sebagai nama pertama mereka. Bekas perdana menteri Israel yaitu Ehud Barak juga mengambil nama seperti nama "baruch". Nama kedua Obama juga hampir sama dengan "Ahabah".
Bent Ahabah adalah nama untuk synagogue (satu upacara multilation untuk bayi-bayi Yahudi).
Ketika berusia 10 tahun, Obama pernah ke sekolah sosialis Yahudi atau disebut "kibbutz". Obama menyatakan bahwa dia hanya menggunakan toilet sekolah itu saja pada waktu itu. Namun ada saksi lain menyatakan bahwa Obama telah menghadiri kelas selama tiga jam di sekolah tersebut.
Apakah Obama direncanakan dan dilatih untuk menjadi Presiden Amerika ketika berusia 10 tahun lagi?
Gambar: Obama sedang melakukan ritual YahudiTidak mengherankan setelah pemilihan umum, Obama mendapat sejumlah 77% suara dari pemilih Yahudi.

Berbanding John Kerry yang hanya mendapat 74% suara dari pemilih Yahudi pada 2004.
Pada tahun 2000, Al Gore paling banyak mendapat suara dari pemilih Yahudi sebanyak 79%. Obama mendapat banyak suara dari pemilih Yahudi di Connecticut dan Massachusetts Di Connecticut, 61% Yahudi mendukung Obama.
Yahudi mulai menyukai Obama karena banyak kenyataan Obama secara terbuka mendukung rezim Israel.
"My view is that the United States' special relationship with Israel obligates us to be helpful to them in the search for credible partners with whom they can make peace,
while also supporting Israel in defending it self against enemies sworn to its destruction" kata Obama dalam kenyataan medianya pada Haaretz pada 15 Februari 2007.
Kebanyakan orang gembira melihat Barrack Obama menang Presiden Amerika Serikat.
Seolah Barrack Obama adalah Presiden Dunia yang baru.

Banyak orang tidak menyadari bahwa catatan peperangan yang dibuat oleh Demokrat adalah lebih banyak dari Republik.
Namun ada juga yang menyebut bahwa tidak ada bedanya antara Bush dan Obama.
Cuma mungkin yang baru ini adalah "Bush Kulit Hitam".
Benarkah begitu?Gambar: Obama dinasihati oleh Rahm Emanuel, seorang Yahudi ketika kampanye Presiden.
Pada November 2008, Rahm Emanuel (seorang Yahudi, anak seorang Israel) baru saja ditawari jabatan oleh Obama untuk menjadi White House Chief Of Staff.
Dan lebih mengejutkan lagi bila mentor Obama sendiri yaitu Abner Mikva menyatakan "Obama will be the first Jewish President Of USA " dalam Jerusalem Post pada 5 November 2008."
Our job is to rebuild the road to real peace and lasting security throughout the region.
Our job is to do more than lay out another road map.That effort begins with a clear and strong commitment to the security of Israel : Our strongest ally in the region and its only established democracy.
That will always be my starting point." Ucapan Obama ketika berbincang dengan asosiasi American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) di Chicago pada 2 Mac 2007.
Nampaknya jika memang Bush dianggap sebagai manusia kejam dan keras terhadap dunia Islam, apa kurangnya dengan Obama?
Ternyata Obama mungkin halus dalam "menikam dari belakang". Bahwa "musuh dalam selimut" lebih bahaya daripada musuh yang tampak secara nyata. Presiden Amerika tetap Presiden Amerika, mereka datang dari pelobi yang sama.
Ingatlah...Yahudi tidak suka akan perdamaian dan selalu akan membuat kerusakan di dunia.
Berhati-hatilah kita...
Jagalah Indonesia sebagai negara kita sendiri dan berbanggalah dengannya dan dengan Jangan sampai kita terprovokasi oleh tipu muslihat orang2 yang ingin menghancurkan negara2 muslim seperti Indonesia.
Semoga bermafaat.....
Wassalamu'alaykum..wr..wb
From: endik@situsindonesia.net

Baca selengkapnya......

Bunda, Rindu Ini Melangit Lagi!

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 17.00 | 1 komentar »

Cintamu padaku, Berakar di sukma Rindangnya memenuhi jiwa Sepanjang masa
(sebuah sumber)

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya, Ibunya telah mengandungnya Dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, ...."
(QS Luqman : 14)

eramuslim - Bunda, malam ini tiba-tiba saja aku mengingatmu dengan utuh. Gurat syahdumu, tulus senyummu bahkan gaya berceritamu di masa kecil. Tiba-tiba saja bayangan sosok anggunmu dengan sorot mata penuh cinta hadir dalam jeda yang panjang kemudian menghilang. Sedang apakah saat ini bunda? Membaca buku? Tadarus Al-Qur'an? Menonton televisi atau ah entahlah, aku tidak yakin apa yang sedang bunda kerjakan saat ini. Mungkin juga bunda tengah bersiap di peraduan. Malam sudah akan beranjak. Tidur bunda selalu awal. Itu yang kutau. Ah, semoga bunda baik-baik saja.

Bunda, mata ini sudah dari tadi berkabut. Orang-orang yang lalu lalang tak lagi aku pedulikan. Pandangan ini bahkan telah samar. Bening air mata mungkin sebentar lagi luruh. Duh, mengapa lama sekali petugas itu memanggil dan menyerahkah obat yang akan aku tebus. Bunda, aku takut.

Bunda, betapa aku ingin menujumu detik ini juga. Merengkuh banyak kekuatan yang seringkali engkau persembahkan ketika masalah tengah menghadang. Memetik bulir-bulir kedamaian yang selalu kau hunjamkan teguh ke kedalaman jiwa. "Bunda yakin, Allah pasti memberikan jalan atas masalahmu. Allah tahu batas kemampuanmu. Ia sudah menakarnya. Kamu yang harus yakin."

Bunda, betapa bahagia jika saat ini engkau nyata di hadapanku, inginnya aku bersimpuh di pangkuan dan meneguk percik-percik pinta yang kau senandungkan sempurna kepada Allahu Rabbana. "Semoga anak bunda jadi anak yang shalihah, pintar dan mendapat pendamping hidup yang shalih", "Semoga kamu, nak, sehat dan diberikan rezeki yang berkah".

Bunda, sungguh gembira tak terkira bila kau ada di sini sekarang, hingga dengan bebas aku meminta kesediaanmu untuk membaluri jiwa dengan param hangat doa-doa ikhlasmu hingga ketenangan itu menjulang. Bunda betapa ingin ku raih itu semua sekarang juga. Dada ini bunda, seperti diterjang beribu gempa.

Tahukah bunda, dokter yang memeriksaku barusan memberitahu bahwa janin yang tengah ku kandung tidak bergerak. Aku melihatnya bunda. Gumpalan kecil itu terlihat di layar monitor jelas sekali. Aku melihatnya bunda. Si kecil yang Allah amanahkan di dalam rahim. Dokter mengguncang-guncang alat itu agar si kecil bergerak. Berkali-kali. Lagi dan lagi. Ia diam bunda. Senyap. "Allah, janin kecilku."

"Bu, saya masih belum yakin dengan keadaan janin ibu. Dua minggu yang akan datang, kontrol lagi yah, untuk kepastiannya," suara dokter sayup-sayup singgah di telinga. Ia menuliskan resep dan dengan senyuman tulus mengangsurkan kertas itu ke hadapan. "Sabar ya bu, banyak berdo'a," tambahnya menenangkan.

Bunda, kecemasan ini begitu kental. Aku merasakannya sekarang perkataan bunda di waktu lalu. "Nak, jangan buat bunda cemas, hati bunda seperti belah ketika kau belum datang juga, lain kali telpon jika akan menginap", "Nak, makanlah, agar sakitmu segera sembuh, bunda tak bisa tidur melihatmu berbaring lemah, bunda cemas nak, sungguh!". Duh bunda, aku tahu khawatir itu saat ini.

Dua bulan yang lalu dokter memberi tahu bahwa aku resmi menjadi seorang ibunda. Dan sejak saat itu, aku mulai merasakan perasaan yang tumbuh berganti-ganti. Kesayangan, kebahagiaan, kecemasan hingga perasaan tanpa nama. Bunda, betapa tidak mudah ternyata menyandang gelar itu. Lelah berhari-hari karena mual dan pusing. Menghindari banyak makanan dan menelan obat dan vitamin agar janin yang dikandung sehat. Aku juga harus berhati-hati dalam banyak hal. Dan semuanya, segalanya, demi sesosok cinta di dalam sana.

Bunda, seperti ucapanmu bahwa do'a seorang bunda seperti tuah, seperti bisa, selalu ampuh. Maka aku memohon kepadamu, do'akan agar amanah Allah yang tengah ku kandung baik-baik saja. Pintakan kepada Allah, agar si kecil tumbuh dengan sempurna. Aku juga selalu berdoa untuk amanah ini, do'a yang bunda sendiri ajarkan,

"Ya Allah, lindungilah ia yang berada di rahim hamba, jadikanlah ia dalam keadaan baik, bentuk yang sempurna, rupa yang elok, dan teguhkanlah kelak dan hatinya keimanan kepada Mu, mengikuti sunnah Rasul Muhammad, berikanlah kebaikan untuknya di dunia dan akhirat."

Aku sayang bunda. Sungguh. Meski aku tahu sayang ini hanya seujung kuku dari bentang cakrawala cinta terindahmu. Meski sangat nyata rindu ini hanya setitik kecil di samudera penantianmu. Meski sangat jelas, ingatan kepada bunda bukanlah apa-apa dibanding semua yang bunda lakukan. Pengorbanan, ketulusan, kasih sayang, sujud-sujud bunda, bahkan air mata kesedihan. Tak tertebus. Tanpa batas. Semoga Allah sajalah yang membalas itu semua. Surga.

Bunda, sudah berapa lama kita tidak bertemu. Rindu padamu bunda, membumbung tinggi. Bunda, perkenankan aku bersimpuh dari jauh. Dalam gundah. Dalam lelah. Di setiap detak tak tentu. Serta dalam degup yang menderu. Ingin kusampaikan untai kata ini di gendang telinga mu "Bunda, rindu ini melangit lagi!"

Cinta Ini Milikmu Mama

"Rosa, bangun.. Sarapanmu udah mama siapin di meja." Tradisi ini sudah berlangsung 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. "Mama sayang. ga usah repot-repot ma, aku sudah dewasa." pintaku pada mama pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah.

Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya, ingin kubalas jasa mama selama ini dengan hasil keringatku.. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami mama karena dari sebuah artikel yang kubaca.. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak. tapi entahlah.. Niatku ingin membahagiakan malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Ma, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan mama. Apa yang bikin mama sedih?" Kutatap sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata di sana. Terbata-bata mama berkata, "Tiba-tiba mama merasa kalian tidak lagi membutuhkan mama. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kamu, mama tidak bisa lagi jajanin kamu. Semua sudah bisa kamu lakukan sendiri"

Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu.. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya.. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah kupersembahkan untuk mama dalam usiaku sekarang? Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya?

Ketika itu kutanya pada mama. Mama menjawab "Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kamu berikan pada mama. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat mama. Setelah dewasa, kamu berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat mama. Setiap kali binar mata kamu mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap "Ampunkan aku ya Tuhan kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya mamaku melalui liku-liku kehidupan.

Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Ah, maafin kami mama..... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat mama lelah.. Sanggupkah aku ya Tuhan?

"Rosa, bangun nak.. sarapannya udah mama siapin di meja.. " Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan.. "Terimakasih mama, aku beruntung sekali memiliki mama yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan mama." Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan.

Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu.. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu.

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "Aku sayang padamu." Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai.

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita, Ibu..Walau mereka tak pernah meminta. Percayalah.. kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.

"Ya Allah, cintailah mamaku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan mama. Dan jika saatnya nanti mama Kau panggil, terimalah dan jagalah ia disisiMu.. Titip mamaku ya Rabbi.."

Untuk dan oleh semua Ibu yang mencintai anak-anaknya dan semua anak yang mencintai Ibunya..
Bunga Untuk Ibu

Ibu pernah memintaku membersihkan lantai sesaat setelah aku menumpahkan bubur saat sarapan pagi. Tapi, bukan sapu atau kain lap pel yang kuambil ke belakang, karena aku malah berlari keluar melalaui pintu belakang untuk menyusul teman-teman bermain. Hal yang hampir sama juga kulakukan, saat ibu berharap aku menyapu halaman bekas aku dan teman-teman bermain dan mengotori halaman dengan sobekan kertas. Meski beberapa teman melirikkan matanya agar aku segera menuruti ibu, tapi yang kulakukan justru tak menggubris perintahnya dan selekas mungkin mengajak teman-teman bermain di tempat lain.

Pernah satu kali, ibu memanggilku saat aku belajar. Dengan alasan "sedang belajar" aku tak mengindahkan panggilannya, meski entah sudah hitungan keberapa namaku disebutnya. Dan jika, dalam kondisi tak sabar setelah berkali-kali aku tak juga menyahut, ibu menghampiri ke kamarku, segera aku berpura-pura tertidur dengan buku yang masih dalam dekapan. Itu kulakukan, karena aku malas keluar rumah untuk membelikan barang belanjaan ibu di warung depan gang yang hanya berjarak tidak lebih 20 meter.

Diwaktu lain, ibu berpesan agar aku segera pulang setelah pulang sekolah. Namun seperti biasa, aku selalu mampir ke tempat-tempat biasa aku bermain, dan mengatakan kepada ibu bahwa terlalu banyak aktifitas di sekolah yang harus aku ikuti, demi memperkaya pengalaman dan ketrampilan. Sesekali, aku juga mengelabui ibu dengan tuntutan uang ini-itu dari sekolah yang wajib dibayar selain uang SPP. Kupikir, mungkin ibuku bodoh sehingga selalu mempercayai setiap permintaan uang tersebut yang sesungguhnya selalu kugunakan untuk mentraktir teman-temanku, sekedar untuk menunjukkan kelas sosial dan 'sogokan' agar aku bisa diterima oleh teman-teman. Meski setelah itu kuketahui, bahwa tidak jarang ibu berhutang untuk menutupi semua 'biaya' itu berharap agar aku bisa menjadi anak yang cerdas, trampil dan bisa diandalkan, aku masih tetap tak menyesal.

Disuatu hari minggu, saat aku tak sekolah, dan tak ada kegiatan apapun diluar rumah. Ibu memintaku mengantarkannya ke pasar karena hari itu akan ada acara keluarga di rumah, yang karena itu ibu harus belanja lebih banyak dari biasanya. Segera otakku berputar mencari-cari alasan agar aku bisa "bebas" dari tanggungjawab itu. Akhirnya, kuberbohong kepada ibu dengan mengatakan bahwa di sekolah ada kegiatan ekstrakurikuler yang "wajib" diikuti oleh semua siswa. Niat berangkat ke sekolah, aku justru nongkrong di Mall, bertemu dengan teman-teman sepermainanku yang -bisa jadi- kebanyakan juga lari dari tanggungjawab membantu orang tua di hari libur.

Kemarin, ibu berharap aku mau membantunya melakukan beberapa pekerjaan rumah yang lumayan berat karena ibu saat itu tak sanggup melakukan semuanya. Ibuku tengah sakit. Tapi aku malah tak mempedulikannya, karena kupikir tak semestinya aku melakukan semua tugas rumah tangga itu. Akhirnya, dalam keadaan sakit, dengan nafas yang tersengal, ibu sendiri yang mengerjakannya, sementara aku tetap asik dengan urusan dan mainanku.

Hari ini, ada sekuntum bunga persembahan dariku yang pasti tak ada harganya dari semua pengorbanan ibu. Tak membalas semua cintanya, tak membayar jerihnya, tak menghilangkan semua luka dan kecewanya, tak meringankan bebannya, tak menghentikan tangisnya, tak membasuh setitikpun peluhnya, bahkan tak menyembuhkan sakitnya, apalagi mengembalikan ibu kepadaku. Karena ibu, yang penuh cinta dan kasih terhadap anaknya ini, kini terbujur lurus dihadapanku. Kupikir, karena aku tak mencintainya dengan segala perilaku burukku terhadap ibu, Allah lebih mencintainya dan mengambilnya dariku. Maafkan aku ibu. Kuharap ibu tahu, bunga cintaku tak pernah luruh.
Ibu ...

Sholat subuh baru hampir tiba ketika pintu rumah kost kami diketuk seseorang. Bapak kostku yang sudah siap berangkat ke masjid hendak adzan subuh, membuka pintu. Tak kuduga… yang datang, ibuku.

Akupun segera bangkit dari tempat tidur, menyambut kehadirannya dengan suka cita. Walau badanku masih lemah setelah hampir sebulan tergolek ditempat tidur, aku berusaha untuk terlihat sehat. Aku tak ingin ibu melihatku sakit.

Sebenarnya aku tak memberi tahu kepada ibu bahwa aku sedang sakit, karena aku kawatir ia menjadi sedih dan harus bersusah payah datang ke kostku untuk melihatku, walaupun hatiku sangat menginginkan kehadirannya. Namun, begitulah ibuku. Setiap kami, anak-anaknya ada yang kurang sehat, selalu saja tiba-tiba datang. Beliau katakan kepada kami, bahwa wajah kami terbayang-bayang dimatanya, atau suara kami terngiang-ngiang ditelinganya, seakan-akan memanggilnya. Yang baginya, itu adalah sebuah pertanda, bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada kami anak-anaknya.

Subhanallaah. Seorang ibu memang memiliki perasaan yang tajam. Tidak sekali dua kali hal itu terjadi. Tetapi hampir setiap kali diantara kami ada yang sakit. Dan kehadiran ibu bagaikan obat mujarab kesembuhan. Seperti pagi itu, serta merta aku merasa sehat. Tubuh yang sebelumnya terasa demikian lemah bagaikan memperoleh energi baru. Aku mampu berjalan sempurna, dan hari berikutnya aku dapat masuk kerja kembali.

Demikian agungnya cinta kasih ibu, sehingga darinya kuperoleh energi dahsyat yang menguatkanku untuk melakukan segala sesuatu. Yang darinya kuperoleh berbagai pelajaran bermakna, yang dapat menuntunku mengarungi kehidupan masa datang. Kesederhanaannya, membimbingku untuk mampu menjalani hidup sederhana. Kesabarannya, mengantarkanku menjadi manusia yang tahu makna kehidupan dan arti pengorbanan. Ketegarannya menghadapi masalah hidup, mengajarkanku untuk selalu optimis. Kesungguhannya bekerja, mengajariku untuk memanfaatkan setiap waktu dengan sebaik-baiknya.

Keagungan cinta kasih yang takkan terbalas sampai kapanpun dan dengan apapun. Pengorbanannya untuk membesarkan anak-anaknya tak sebanding dengan bakti sang anak padanya. Kebahagiaannya, bila melihat anaknya bahagia.

Kini, demikian jauh jarak antara kami. Kerinduan demi kerinduan hanya mampu kuobati dengan komunikasi jarak jauh melalui telepon atau surat. Tak mudah bagiku untuk bertemu, merasakan belaiannya, bermanja-manja sambil tiduran dipangkuannya, atau hanya sekedar menatap wajah teduhnya.

Hari ini, rinduku padanya demikian dalam, namun sulit bagiku untuk dapat menemuinya. Sulit pula bagi ibuku untuk mengunjungiku. Karena jarak yang demikian jauh, biaya yang sangat tinggi.

Robb, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangi kami sejak kami kecil,
Robb, janganlah Engkau timpakan beban yang berat kepada orang tua kami karena kesalahan yang kami lakukan, Jangan pula Engkau siksa orang tua kami karena perbuatan kami,
Bimbinglah kami untuk menjadi anak-anak yang sholeh yang selalu mendo’akan mereka, yang akan menjadi pahala yang tak terputus baginya. Aamiin
Ibu Selalu Menangis

Membaca 'Catatan Seorang Ukhtinya'-nya Kusmarwanti, terutama di tulisan berjudul "Kasih Ibu : Permata Abadi" saya hampir-hampir tak dapat menahan tangis. Saya jadi ingat dulu, hampir 3 tahun lalu ketika pertama kali saya berpisah dengan ibu karena harus kuliah di Bandung. Saat itu sebulan sebelum tahun ajaran baru dimulai saya sudah harus tinggal di Purwakarta, di tempat kakak dan Bapak saya bekerja. Bapak bilang, itu untuk latihan biar saya tidak cengeng nanti ketika masa kuliah sudah benar-benar dimulai. Perlu latihan karena ini bukan sesuatu yang ringan.

Benarlah, hari-hari pertama tanpa Ibu sangatlah berat meski semua kebutuhan saya dicukupi kakak, apalagi sebelumnya saya hampir-hampir tak pernah berpisah dengan Ibu, masa TK sampai SMU saya habiskan di Ngawi, tidur pun saya hampir selalu dengan Ibu karena Bapak bekerja di Purwakarta dan hanya bisa pulang 2-3 bulan sekali.

Tiap kali mandi, menjelang tidur dan sehabis sholat, pokoknya saat saya sendiri, saya selalu menangis diam-diam karena teringat Ibu. Seminggu lebih saya habiskan di rumah kakak, kemudian saya pindah ke kosan Bapak. Bapak saya adalah satpam di pabrik kabel yang waktu kerjanya berdasarkan shift, yang karenanya saya sering ditinggal sendirian di kosan.

Melihat Bapak yang tiap hari harus membeli makan di warung dengan menu dan rasa Sunda yang kadang kurang pas dengan lidah Jawa kami, saya yang tak punya kegiatan lama-lama tergerak juga untuk turun ke dapur, belanja ke pasar dan memasak sendiri!. Kegiatan yang asing dan berat untuk saya yang dulu saat di rumah selalu menolak dengan berbagai alasan untuk 'tugas feminin' ini, tapi dengan bekal resep dari satu tabloid dan kenekatan ternyata saya bisa (setidaknya Bapak saya tidak protes dengan 'karya perdana' saya). Ibu yang diberitahu Bapak lewat telepon terheran-heran mendengar 'kemajuan' saya. Bagaimana mungkin anak bungsunya yang dulu kerjanya nonton sepak bola dan bisanya cuma mencicipi dan mengomentari masakannya, tiba tiba berubah jadi bisa masak?."Darimana dia belajar? kok tiba-tiba punya keinginan memasak?" begitu selalu tanyanya yang hanya bisa dijawab Bapak, "Nggak tahu, aku juga nggak nyuruh".

Begitulah, sesudah daftar ulang saya musti pindah ke Bandung. Saat itu saya tinggal di Asrama Putri dengan 8 orang penghuni di tiap kamarnya. Karena sudah sebulan berpisah dengan Ibu ditambah kesibukan ospek yang padat dan melelahkan, saya sudah tidak terlalu terbayang-bayang Ibu lagi. Saat teman-teman sekamar menangis tiap malam karena kangen dengan Ibunya, saya tenang-tenang saja.

Sampai kemudian tibalah hari Ahad, yang untuk seterusnya saya jadwalkan sebagai hari menelepon keluarga. Bersama teman-teman sekamar saya pergi ke wartel. Satu-persatu anak keluar dari box telepon dengan mata sembab habis menangis. Saya sebenarnya tak mau menangis saat itu, tapi kalimat pertama Ibu di telepon sungguh menyayat hati. "Rik, Ibu kangen!". Singkat. Bergetar. Terdengar jelas diucapkan sambil menahan tangis. Mau tak mau airmata saya langsung mengalir saat itu, keluar begitu saja.

Semester 1 bulan Oktober Ibu datang ke Bandung menjenguk saya yang sudah pindah ke kosan. Saya dipeluk dan diciumi seperti anak kecil. Setelah Ibu pulang, saya baru tahu kalau Ibu bercerita pada Ibu Kos bahwa beliau selalu menangis pada hari-hari pertama kami berpisah. Sama seperti saya. Tiap kali ada orang yang menanyakan kabar saya, tiap kali beliau memasak mie goreng kesukaan saya, saat itu juga Ibu teringat saya dan menangis!. Saya tak tahu itu. Ibu tak pernah bercerita pada saya.

Ketika semester 1 itu ada satu kelakuan saya yang membuat Ibu panik karena cemas. Waktu itu saya iseng memanjat tower STT Telkom yang entah berapa puluh meter tingginya. Reaksi pertama Ibu cuma kaget ketika pertama kali saya beritahu 'aksi' saya itu, tetapi setelah saya tunjukkan tinggi tower sebenarnya dari belakang kamar kos saya, Ibu langsung mengultimatum saya : "Kamu tidak boleh lagi naik- naik 'gituan'!".

Pulang pertama kali saat lebaran, kaki saya bengkak dua-duanya karena tak biasa melakukan perjalanan jauh. Ibu saya menangis melihat keadaan saya. Dan entah mengapa, hampir setiap kali pulang kampung saya selalu membawa penyakit-penyakit baru yang tak pernah saya idap sebelumnya. Teman saya berteori bahwa penyakit-penyakit itu adalah akumulasi dari rasa rindu dan 'penderitaan' saya semasa jauh dari rumah. Saya setuju teori itu.

Semester 4, saya gladi di Ngawi sekaligus pulang kampung. Saat itu, lagi-lagi saya sakit. Kali ini saya kena cacar air, berhari-hari Ibu merawat saya, mengantar ke dokter, memarutkan jagung muda untuk masker wajah saya sambil terus menghibur dan meyakinkan saya bahwa bekas yang ditimbulkan oleh penyakit itu akan secepatnya hilang dan wajah saya tak akan jadi bopeng karenanya. Saya tak dapat membayangkan bagaimana jadinya jika saya kena penyakit ini di kosan.


Awal semester 5, saya dapat musibah lagi. Kali ini saya jatuh dari angkot dan kepala saya bocor. Ibu yang mendapat kabar itu dari kakak saya langsung menangis dan memaksa ikut Bapak ke Bandung untuk melihat keadaan saya.

Semester 6 ini, saya mulai ikut demo mahasiswa. Sekalinya ikut, rusuh dan bentrok dengan aparat. Entah bagaimana caranya, Ibu tahu juga kalau saya ikut demo itu, padahal saya merahasiakannya. Akibatnya bisa ditebak, Ibu menelepon dan melarang saya ikut demo lagi, tapi karena Bapak tidak melarang, Ibu tak bisa berbuat apa-apa. Saya tahu beliau cemas dan (mungkin) menangis mencemaskan saya. Mungkin sekarang tiap kali mendengar berita demonstrasi mahasiswa di televisi, jantungnya akan berdetak lebih keras sambil mencari-cari gambar saya yang mungkin terselip.
Ah...rasanya saya selalu membuat Ibu menangis. Saya selalu mengusik ketenangan batinnya dengan membuatnya cemas. Baru semester ini saya bisa menepati janji membelikan beliau sepotong baju, janji 2 semester lalu ketika saya dapat honor pertama dari menulis. Hanya pemberian kecil yang tak ada artinya dibandingkan curahan kasihnya selama berpuluh tahun mendidik dan membesarkan saya, juga limpahan cintanya yang bagai udara, yang saya tak bisa hidup tanpanya.

Saya teringat sebuah dongeng dalam buku cerita anak-anak seperti yang diceritakan Miranda Risang Ayu dalam bukunya 'Cahaya Rumah Kita', tentang Taffi si Anak Sapi.

Alkisah, Taffi tinggal di peternakan bersama ibu. Suatu hari, Taffi diijinkan ibunya bermain di sekitar peternakan itu, ia pun berjanji tidak akan main jauh-jauh. Taffi asyik bermain sampai akhirnya ia tiba di pintu pagar. Di luar pagar Taffi melihat padang rumput yang luas yang menarik hatinya untuk keluar dari pagar. Ia bertekad tak akan jauh dari pagar. Di luar pagar Taffi bertemu kuda poni dan kelinci yang mengingatkannya untuk pulang, tapi Taffi tak hirau, ia berjalan terus sampai tiba di dekat sungai. Taffi senang karena rumput di sekitarnya tampak hijau dan segar, ia pun merumput dengan lahap, sampai tak sadar ada sebuah kacamata berwarna ungu di sela-sela rumput itu. Tanpa sengaja kacamata itu terkait di telinganya bersamaan dengan rerumputan yang masuk ke mulutnya.

Taffi merasa lucu karena melihat kelinci berwarna ungu dan berubah ketakutan ketika menyadari bahwa pohon dan rumput juga menjadi ungu, ia tiba-tiba rindu dan teringat Ibunya. Taffi berlari pulang mencari Ibunya. Sepanjang jalan dilihatnya semuanya telah berubah menjadi ungu; anjing, kucing, burung, sapi, bebek semuanya ungu. Ia terus berlari sampai melihat peternakan berwarna ungu. Taffi menerobos masuk dan berteriak memanggil ibunya, tapi ibunya juga ikut-ikutan menjadi ungu. Taffi pun menangis. Ibunya segera menenangkannya sambil melepas kacamata ungu yang sedari tadi menempel di hidung Taffi tanpa disadarinya.

Miranda memaknai cerita ini dengan bagus. Seperti Taffi melakukan perjalanan keluar pagar peternakannya, demikina jugalah kodrat setiap anak yang hendak berangkat dewasa, yang keluar dari perspektif orangtuanya, dari rumah ibunya, untuk memungut makna dari langkah-langkahnya sendiri. Seekor Taffi, sama seperti saya dan anda tak akan merasakan pentingnya kehadiran ibu, sampai ia pernah merasakan kesepian dan keterasingan berpisah dari ibu.

Ya Robb, saya ingin sekali melihat Ibu saya tersenyum, tertawa, bahagia karena saya. Yang saya tahu, Ibu selalu menangis.
Saat ia lelah mengandung saya, ia menangis
Saat ia kesakitan melahirkan saya, ia menangis,
Saat ia lega saya lahir ke dunia, ia menangis,
Saat saya bisa bicara, berjalan dan mulai nakal, ia menangis,
Saat saya mulai sekolah dan jatuh dari sepeda, ia menangis,
Saat saya remaja dan mulai membantah perintahnya, ia menangis,
Saat saya kuliah di luar kota, ia menangis,
Saat saya nanti diwisuda dan bekerja, ia menangis,
Saat saya nanti menikah dan punya anak, ia menangis,
Jika saya harus mendahului ke alam baka, ia menangis.
Saat apa pun dalam kehidupan saya, Ibu selalu menangis.
My Beloved Bunda ... (Surat Untuk Bunda)

Oh ibuku,
dengarkanlah suara dalam hatiku.
Ku bersyukur, ku bahagia
Akan limpahan rahmat-Nya

Ku ingat hari-hari yang indah
Ku ingat masa masa lalu
Betapa senang ketika ku bersama ibu.

Kau ajar aku mengenal Allah,
Lewat apa yang dicipta
Kau ajar aku mencinta Allah
Lewat sholat dan puasa

Jalinan kasih darimu ibu,
Terukir indah dalam hatiku,
Kesabaranmu tak pernah pupus oleh sang waktu
(Bestari)

Hari cerah, matahari begitu gembira membagikan sinarnya ke penjuru bumi. Ditemani kipas angin yang berputar, saya menulis ulang sebuah surat tak bertanggal untuk seorang bunda. Surat yang ditulis pada sebuah catatan harian dan tak tersampaikan. Hanya goresan pinsil usang, saat saya sampai pada usia label 17 tahun.

Surat ini juga saya sampaikan untuk semua bunda yang ada di dunia, sebuah ekspresi penghargaan yang tak sebanding dengan hal yang engkau persembahkan bagi kami anak-anaknya. Sebuah tanda cinta, tanda berkelindannya rasa bahagia. Menjadi seorang bunda adalah hal terindah yang pernah saya lihat. Bunda adalah segalanya.
SURAT KEPADA BUNDA
Pojok kamar bercat putih pucat, malam sudah dari tadi beranjak.
Menjumpai Bunda,

Apa kabar bunda?
Bunda, aku ingin menyebutmu demikian, sebagai penghormatan yang tiada tara.

Malam ini, bulan sembunyi dengan angkuhnya, hingga aku tak bisa memandangi warna peraknya. Bintang yang gemerlapan itupun malah ikut mempermainkanku dengan tidak menampakkan diri. Padahal aku sangat ingin bermain-main sejenak, menerbangkan berbagai perasaan. Pada patahan malam ini, hanya ada deru angin yang sedang mencandai daun-daun pohon mangga di seberang kamar. Aku merasakannya dalam gelap. Sesekali aku memandangi langit megah tak berpenyangga.

Bunda,
dalam keheningan hebat ini aku selalu membayangkan senyuman ikhlas yang bunda sunggingkan setiap menjumpaiku. Sebuah senyuman yang sudah menjadi desah nafas tiada pamrih. Aku memahatnya dalam tiap bingkai indah di ruang hati yang sudah menemaniku selama ini.

Oh iya bunda,
aku masih ingat saat aku dengan tanpa beban memintamu menjadi seorang putri raja. Dan bunda menjelma putri raja sepenuh hati, menemaniku bermain saat aku menjadi permaisuri raja. Aku senaang sekali. Padahal kemarinnya aku menginginkan mu berubah menjadi pendongeng, dan sebentar kemudian engkau mulai membuaiku dengan banyak cerita. Aku mungkin akan mengingatnya selalu dalam benak sebagai kenangan tidak biasa. Saat bunda melompat seperti kodok, tertawa menyeramkan seperti nenek sihir, berdesis kepedasan saat monyet mencuri cabai petani. Saat itu aku pasti latah mengikutimu.

Baru kusadari, ternyata bunda bisa menjelma peran apa saja. Koki pintar yang selalu memuasiku dengan makanan tak bertarif. Atau seorang psikolog handal, yang berjam-jam rela menjadi keranjang sampah cerita rutinitas ku tanpa harus dibayar. Dokter yang menjagaku sepanjang malam tanpa lelap sedikitpun, kala aku harus terbaring mengalami sakit dan itu gratis. Kali lain engkau menjadi sahabat dekat yang mengingatkanku untuk berhati-hati dengan seorang pangeran, saat itu aku tersenyum malu, ternyata kau bisa menebak apa yang belakangan itu terjadi. Oh iya aku tidak lupa, ketika bunda menjahitkan ku sebuah gaun krem bermotif sekuntum bunga, meski kau kerjakan manual tapi hasilnya membuatku berucap, "Wah bunda hebat!". Dan aku selalu mengangsurkan geraian rambut ini, tentu saja dengan berdendang bunda akan melakukannya dengan hasil baik. "She is a special barber".

Bunda sayang, besok adalah hari "jadiku". Yah, setiap hari bertanggal 4 di bulan ini ku lewati setiap tahun. Ingatkah bunda, tentang hari besar itu? Aku tahu jawabannya, karena tiap hari itu, bunda akan menyambut dan memelukku dengan berucap "Tambah satu tahun lagi usia anak bunda". Meski tidak pernah ada pesta, aku selalu senang, karena sudah ada hadiah yang paling indah, it's u bunda!.

Bunda, tujuh belas tahun, usiaku esok, Sudah selama itukah aku menapaki hidup? Perasaan baru kemarin aku mengeja "Ini Budi" dan menghapal perkalian 3. Sepertinya baru kemarin aku merepotkanmu dengan pertanyaan-pertanyaan ibukota propinsi di Indonesia. Ah bunda, masih segar rasanya merengek-rengek ingin ikut ke kota bersamamu. Padahal sekarang aku bisa pergi kapan saja tanpa takut tidak ditemani.

Sudah selama itukah aku menjadi bebanmu? (Aku sangat yakin engkau tidak berkenan dengan penggunaan kata "beban"). Bagimu, aku adalah tempat untuk mengekspresikan banyak hal, kasih sayang, ketulusan, kebijaksanaan, keluhuran budi, kekayaan alami, kecerdasan, kearifan. Untukmu, aku adalah perwujudan cinta hakiki. Satu hari bunda menangis melihat darah yang keluar ketika aku terjatuh, dan bunda memelukku erat, "Sayang... berikan rasa sakit itu untuk bunda". Ah bunda, andai saat itu bisa kubujuk untuk kembali, aku tak akan meraung-raung dan tidak membuatmu khawatir, aku akan berkata "Aku baik-baik saja bunda".

My dear bunda,
surat ini sengaja aku tulis. Agar aku bisa menyapamu dengan agung, biar perasaan romantis ini bisa leluasa mengalir. Aku malu menyampaikannya secara langsung. Rasa terima kasih yang menggumpal dalam dada ini biarlah terangkai dalam kalimat-kalimat berirama sopran. Ah, bunda, aku tak punya keberanian untuk menyanjungmu terang-terangan, seperti yang selama ini bunda persembahkan. "Ayo sayang, tidurlah" atau "Duh anak bunda paling cantik sedunia" atau "Jangan begitu, bunda yakin kau anak pintar dan mampu melakukannya dengan baik" bahkan "Anak sholehah tak akan melakukan ini", "Geulis, pinter,sholeh......, anak gadis tak baik menyanyi di kamar mandi".

My love bunda,
Kedewasaan (sebuah kata yang kutemukan dalam pelajaran bahasa indonesia) seharusnya menjadi milik seorang yang berusia 17 tahun kan? He..he.. sepertinya aku akan meminta bantuanmu agar bisa memilikinya. Tolong yah!

Bunda, dalam sunyi, aku menyempatkan diri mengingat pesanmu bulan lalu "Seiring usia yang bertambah, sebaliknya jatah umur kita berkurang. Seseorang yang bergembira dengan hari kelahirannya, sesungguhnya dia bersuka dengan majunya kematian". Iya bunda, aku setuju dengan nasihatnya. Aku seharusnya menambah kadar mawas diri, memperbaiki kualitas akhlak dan kepribadian, semakin ringan menolong sesama, makin bijak dalam memilih dan tentu saja kian cendikia. "Tidak lupa diri". Itu tambah bunda kemudian.

Bunda, terima kasih sudah menyeberangkan aku ke usia ini dengan selamat. Terima kasih juga atas rambu-rambu yang senantiasa menjadi pengarah hingga aku tidak terantuk dan tersesat. Berjuta rasa bahagia, karena telah menjadi seorang ibu yang bijaksana, seorang yang selalu mewarnaiku dengan do'a-do'a ikhlas, seorang yang mendorongku untuk menjadi kaya ilmu dan budi. Jasa indah bunda tak terbilang. Aku hanya mampu menggoreskanya dalam sebentuk puisi sederhana:

Dia seperti Rimbun pohon kebijaksanaan,
Yang selalu naungi dunia kecil milikku
Sebarkan wangi kedamaian
tak henti memberiku semangat menapaki hidup
Dia, menjelma telaga teduh sepanjang waktu,
Tempatku bertambat, bermain dan bermimpi
Riak airnya membiakkan banyak kebahagiaan
Menemani segala bentuk hari yang ku lalui

Aku tak pernah mendapatinya kering,
Meski musim tidak terhitung berganti
Aku tak pernah melihatnya tumbang
Walau gelombang yang mendera bertubi-tubi

Dia tetap tersenyum menjumpaiku
Dia tetap membagi aku dengan kecupan sayang
Bunda, aku menyebutmu demikian

Dan bunda, malam ini sudah sepatutnya aku mengulurkan renda-renda do'a untuk mu. Doa yang bunda sendiri ajarkan. "Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, Sayangilah mereka seperti mereka menyayangi dan mendidik aku di waktu kecil".

My beloved bunda,
bila esok tiba, tak kan kusia-siakan untuk mereguk kebersamaan dengan engkau. Kesempatan untuk mendulang lebih banyak hal menakjubkan juga tidak akan kumubadzirkan. Engkau adalah orang terkuat di dunia kecilku, dalam naungan langit mungil yang selalu mengakrabkanku dengan dunia sebenarnya. Engkau adalah muara dari segala hal yang aku butuhkan. Aku tidak akan menjadi apa-apa bila keberadaanmu nihil. Dan bunda, bantu aku manjadi sosok yang diharapkanmu. Karena aku sadar, tidak mudah membangunnya sendirian. Akhirnya semoga bunda baik-baik saja. Semoga Allah selalu menyayangimu dengan memberimu kekuatan untuk selalu menyayangiku :). Bunda, tunggu aku besok, aku berjanji untuk membuatmu tersenyum menatap bola raksasa itu pergi ke kaki langit.

"Hueammmm" aku mengantuk, jam mungil yang tergantung memberitahuku bahwa jarum pendeknya sudah ada di angka 2.

Sekian dulu bunda.
Peluk cium dari ananda
Nak ...

Nak, jauh sebelum kau hadir dalam kehidupan ayah dan ibu, kami senantiasa bermohon kepada Allah Swt agar dikaruniai keturunan yang sholeh dan sholihah, yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, rajin beribadah dan belajar, serta dapat menjadi penerus dakwah Ilallaah.

Banyak rencana yang kami rancang, agar kelak bila kau hadir, kami sudah siap menjadi orang tua yang baik dan mampu mendidikmu dengan didikan yang sesuai dengan dinnul Islam, tuntunan kita seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah Saw kepada kita.

Ayah dan Ibu ingin, kelak bila Allah mengamanahkan kepada kami seorang putri, maka dia akan berakhlaq seperti akhlaqnya Fatimah putri Rasulullah, dan bila Allah mengamanahkan seorang putra, maka dia akan seperti Ali.

Setelah tanda kehadiranmu mulai tampak, Ibu sering mual, muntah-muntah, sakit kepala dan sering mau pingsan, Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya, kami menjagamu sepenuh hati, serta senantiasa berharap, kelak kau lahir sebagai anak yang sehat, sempurna dan menyenangkan.

Sejak dalam rahim, kami mencoba menanamkan kalimat-kalimat tauhid kepadamu dan berupaya mengenalkanmu kepada Sang Pencipta, dengan bacaan ayat-ayat suci-Nya, dengan senandung-senandung shalawat Nabi, dengan nasyid-nasyid yang membangkitkan semangat da’wah dan rasa keimanan kepada Allah yang Esa.

Saat kau akan lahir, Ibu merasakan sakit yang amat sangat, seolah berada antara hidup dan mati, namun Ibu tidak mengeluh dan putus asa, karena bayangan kehadiranmu lebih Ibu rindukan dibanding dengan rasa sakit yang Ibu rasakan. Ibu tak henti-hentinya berdo’ a, memohon ampunan dan kekuatan kepada Allah. Ayahpun tidak tidur beberapa malam untuk memastikan kehadiranmu, menemani dan menguatkan Ibu, agar sanggup melahirkanmu dengan sempurna. Bacaan dzikir dan istighfar, mengiringi kelahiranmu.

Begitu kau lahir, sungguh rasa sakit yang amat sangat sudah terlupakan begitu saja. Setelah tangismu terdengar, seolah kebahagiaan hari itu hanya milik Ibu dan Ayah. Air mata yang tadinya hampir tak henti mengalir karena menahan sakit, berganti menjadi senyum bahagia menyambut kelahiranmu. Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah Swt, kemudian Ayah melantunkan bacaan adzan dan iqomat ditelingamu, agar kalimat yang pertama kali kau dengar adalah kalimat Tauhid yang harus kau yakini dan kau taati selama hidupmu.

Saat pertama kali kau isap air susu Ibu, Ibu merasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara. Ibu ingin memberikan semuanya kepadamu, agar kau segera tumbuh besar dan sehat. Ibu berupaya supaya ASI ini dapat mencukupi kebutuhanmu. Ibu berupaya untuk selalu dekat denganmu, dan selalu mengajakmu kemanapun Ibu pergi, supaya kapanpun kau lapar, Ibu selalu siaga memberikan air surgawi karunia Ilahi itu kepadamu.
Ibu berusaha untuk selalu siap siaga menjagamu, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Saat malam sedang tidur lelap, Ibu akan terjaga bila kau tiba-tiba menangis karena popokmu basah atau karena kau lapar. Saat sedang makan dan kau buang air besar, Ibu dengan rela menghentikan makan dan mengganti popokmu dulu. Dan semuanya, Ibu lakukan dengan senang hati, tanpa rasa risih dan jijik.
Sejak kau masih dalam ayunan, Ibu senantiasa membacakan do'a dalam setiap kegiatan yang akan kau lakukan. Ibu bacakan do'a mau makan ketika kau hendak makan, do’a mau tidur ketika kau mau tidur, dan do’a apa saja yang harus kau tahu dan kau amalkan dalam kehidupan keseharianmu. Ibu bacakan selalu ayat kursi dan surat-surat pendek satu persatu setiap malam, dikala mengantarmu tidur, ayat-per ayat dan Ibu ulang berkali-kali hingga kau sanggup mengingatnya dengan baik, dengan harapan kau besar nanti menjadi penghafal Al Qu’ran.

Ketika kau sudah mampu berbicara, subhanallah, tanpa kami duga, kau telah hafal berbagai macam do’a dan beberapa surat pendek. Ibu bersyukur dan bangga kepadamu. Muncul harapan dalam hati ini, kelak kau tumbuh menjadi anak yang pintar dan rajin belajar.

Tatkala kau mulai belajar sholat, dan usai sholat kau lantunkan do’a untuk orang tua, walau dengan bacaan yang masih belum sempurna, bercucur air mata ibu karena kau telah mampu melafalkan do’a itu. Timbul harapan dihati yang paling dalam, kelak hingga ketika Ibu dan Ayah tiada, kau tetap melantunkan do’a itu, karena do’amu akan memberikan kepada Ibu dan Ayah pahala yang tak henti-hentinya di yaumil-akhir. Kaulah asset masa depan bagi umi dan abi. Kau akan mampu menolong umi dan abi di yaumil-akhir nanti, bila kau menjadi anak yang sholihah.

Nak, kehadiranmupun memberikan kepada Ibu dan Ayah pelajaran yang sangat berharga, kau mengingatkan kami tatkala masih sepertimu. Mengingatkan dengan lebih kuat lagi, betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh kakek nenekmu kepada kami, hingga Ibu dan Ayah tumbuh dewasa dan bahkan sampai menjadi orang tua seperti mereka.

Ibu dan Ayah sangat menyayangimu, karena kami ingin kaupun menjadi anak yang penyayang terhadap sesama. Kami hampir selalu menyertakan kata sayang dibelakang namamu saat memanggilmu, supaya hatimu senang dan gembira bersama Ibu dan Ayahi.

Saat kau memasuki usia sekolah, Kami carikan sekolah yang baik untukmu. Sekolah yang memiliki visi pendidikan seperti yang Ibu dan Ayah inginkan. Alhamdulillaah, saat kau mulai sekolah, telah banyak berdiri sekolah-sekolah Islam Terpadu, sehingga kami tidak kesulitan mencarikan sekolah untukmu. Ayah mengantarmu ke sekolah setiap pagi dan Ibu mendampingimu selalu hingga kau berani ditinggal di sekolah sendiri.

Keperluan sekolahmu selalu kami upayakan, walau kadang harus dengan susah payah, agar kau bisa memperoleh pendidikan yang baik dan layak untuk kehidupanmu dimasa yang akan datang. Kami senantiasa berupaya membimbingmu untuk dapat melakukan segala sesuatu, agar saat besar nanti kau mampu melayani dirimu sendiri.

Bila Ibu dan Ayah tidak mau melayanimu untuk hal-hal yang sudah dapat kau lakukan sendiri, itu bukan berarti kami tidak menyayangimu, tapi justru sebaliknya. Karena Ibu dan Ayah sayang sekali padamu, kau tidak boleh terlalu dimanjakan, hingga saat kau besar nanti, kau jadi anak yang mandiri dan serba bisa.

Maafkan Ibu dan Ayah bila sekali waktu (atau bahkan sering) memarahimu ketika kau membuat kesalahan yang berulang-ulang. Sungguh, sebenarnya Ibu dan Ayah tak ingin memarahimu, namun kamipun sadar bahwa kau harus tahu dan harus dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, agar saat kau dewasa dan telah bergaul dengan masyarakat umum nanti, kau bisa memilih untuk selalu melakukan yang haq dan meninggalkan yang bathil. Semoga kau tidak salah sangka.

Maafkan pula bila Ibu dan Ayah selalu membatasi tontonan dan bacaanmu, karena dewasa ini sangat banyak media yang dapat merusak pendidikan yang sudah kami terapkan kepadamu. Itu semua kami lakukan, agar kau terpelihara dari hal-hal negatif yang akan mendangkalkan akhlaq dan perilakumu. Ibu dan Ayah ingin, kau menjadi anak yang faqih dalam hal agama, menjadi generasi Qur’ani, dan menjadi penerus dakwah Ilallaah.

Inilah harapan Ibu dan Ayah kepadamu, sangat banyak dan sangat ideal. Oleh karenanya, kami senantiasa memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah Yang Esa, yang Berkuasa dan Maha Agung, agar tidak salah langkah dalam mendidikmu.
Hormati Hak Anak, Anda kan Tersenyum di Hari Tua

Siapa bilang anak tak punya hak dalam keluarga? Bahkan seorang balita pun tetap memiliki hak-hak yang wajib dihormati oleh kedua orangtuanya. Orang tua seringkali menganggap anak tak banyak memiliki hak selain apa yang sudah ditetapkan dan menjadi kebiasaan. Misalnya ASI (air susu ibu), ini merupakan salah satu hak anak yang bahkan ditetapkan oleh Allah bersamaan dengan ketentuan kelahiran si anak. Ayat dalam Al Qur’an yang menggambarkan perjuangan seorang ibu mengandung sembilan bulan lamanya, menyatu dengan perjuangan menyusui hingga 2 tahun. Artinya, perjuangan seorang ibu tak selesai seiring usainya masa persalinan, melainkan terus hingga anak-anak yang sesungguhnya amanah Allah itu besar dan sudah sanggup membedakan mana yang benar dan salah untuk jalannya kemudian.

Banyak hak anak yang selama ini tidak diakui para orang tua, misalnya saja untuk berpendapat. “Huss, anak kecil tahu apa…”, “Anak kemarin sore, sudah pintar ngomong macam-macam” adalah contoh dari sekian banyak penafian hak anak dalam keluarga. Sebagai individu dan bagian dari sebuah keluarga, jika seorang anak sudah bisa berpikir dan mengeluarkan pendapat terhadap satu hal, selayaknya orang tua mau mendengarkan mereka. Sikap orangtua yang tak mau dan tak pernah memberikan kesempatan anak untuk berpendapat, apalagi melibatkan anak dalam pengambilan keputusan, adalah sikap otoriter yang bisa mengekang sehingga memungkinkan tumbuhnya benih-benih pembangkangan anak terhadap orang tua.

Selama ini kita hanya mengenal beberapa hak anak seperti mendapatkan nama yang baik, memperoleh kasih sayang, pendidikan yang berkualitas, lingkungan yang baik, bahkan untuk anak perempuan, juga berhak untuk dipilihkan jodoh yang baik oleh orangtuanya. Itupun satu atau beberapa dari hak-hak tersebut masih sering terabaikan (diabaikan?) para orangtua yang salah kaprah memandang bentuk kasih sayang dan perhatian, juga salah memilihkan sarana pendidikan. Terlepas ada sebagian orangtua yang ‘terpaksa’ menyekolahkan anak mereka terkait soal ekonomi, tapi tak bisa disangkal jika banyak orangtua yang lebih mengutamakan pendidikan formal tanpa menganggap penting pendidikan agamanya. Betapa banyak kita mendengar orang tua yang teramat bangga terhadap kefasihan sang anak ber-cuap-cuap dengan bahasa asing, atau kemahirannya mengoperasikan komputer. Tapi disaat yang sama, mereka tenang dan tak merasa sedih anaknya tak mengerti baca tulis Al Qur’an.

Sudahkah menjadi orang tua yang baik?

Perkembangan teknologi, pesatnya arus informasi yang terus meningkat per detik, semakin membuat banyak orangtua tak berdaya melakukan filterisasi buat anak-anak mereka. Karena pada saat yang sama, orangtua-orangtua juga teramat kewalahan oleh padatnya acara dan kepentingan usaha, paling tidak oleh kesibukan mencari nafkah. Seorang ayah misalnya, sering beranggapan tugas utamanya adalah mencari nafkah dan mencukupi semua kebutuhan keluarga, termasuk anak-anak. Soal pendidikan, ibunyalah yang menjadi tumpuan. Lalu bagaimana dengan anak-anak ‘malang’ yang kedua orangtuanya sibuk bekerja? Guru di sekolah menjadi harapannya sebagai pengganti orangtua. Di rumah? Otomatis anak lebih banyak ‘dididik’ oleh Babysitter dan pembantu rumah tangga.

Saat ini banyak berkembang model pendidikan plus yang menawarkan pendidikan ekstra dan berbagai macam janji plus-plus dengan harga yang juga wah plus-nya. Buat orang mereka yang berduit, mungkin bukan masalah berapapun biaya yang diminta agar anak mereka mendapatkan pendidikan terbaik. Tentu menjadi masalah tersendiri bagi orang tak punya, anak-anaknya harus mendapatkan sekolah dibawah standar dengan guru-guru yang juga pas-pasan. Kenapa harus saya katakan seperti ini? Karena guru-guru profesional dengan skill yang tinggi biasanya sudah dikontrak habis oleh sekolah-sekolah plus. Dan sisanya, mereka yang tidak terjaring ke kelompok guru profesional itulah yang ada di sekolah-sekolah standar. Yang menyedihkan, konsentrasi guru-guru itu masih harus terpecah oleh pikiran tentang biaya hidup yang tak bisa dipenuhi oleh gaji mereka yang jauh dibawah standar, bahkan tidak manusiawi, mengingat jasa guru yang melahirkan generasi-generasi bangsa berkualitas.

Terlepas dari mampu tidaknya orangtua menyekolahkan anak-anak di lembaga pendidikan bermutu, yang terpenting disadari adalah bahwa waktu mereka di sekolah hanya beberapa jam saja, dan sisanya dari 24 jam itu lebih banyak di rumah. Artinya, sebagus apapun sekolah tempat anak-anak itu ditempatkan, tetap saja peran orangtua harus lebih dimaksimalkan. Pertanyaannya? Siapkah para orangtua itu menjadi guru sebenarnya bagi anak-anak mereka? Sudahkah mempersiapkan diri dan meningkatkan kualitasnya selaku orangtua?

Para orangtua harus menyadari, bahwa mereka tak bisa mengandalkan dan berharap banyak terhadap lembaga-lembaga pendidikan berkualitas, karena orangtua adalah guru terbaik buat anak-anaknya. Sebelum bercita-cita menjadikan anak mereka menjadi anak shalih, sudahkah keshalihan itu tercermin dalam sikap dan keseharian orangtua? Sebelum menginginkan anak-anak mengerti dan mentaati kewajibannya sebagai anak kepada orangtua, sudahkah orangtua memenuhi kewajibannya memenuhi hak anak-anak?

Anak-anak butuh figur, dan itu hak mereka terhadap orangtuanya. Kasih sayang orangtua juga tak bisa tergantikan oleh materi yang berlimpah, apalagi oleh seorang babysitter atau pembantu rumah tangga. Tentu Anda para orangtua tak pernah berkeinginan dititipkan ke panti jompo oleh anak-anak Anda kelak, Anda juga tak pernah berharap anak-anak tak menghormati, tak menghargai dan acuh terhadap perintah dan nasihat Anda, sebagai balasan Anda tak pernah memberikan kesempatan mereka untuk berpendapat. Padahal kita mengerti, salah satu kebutuhan dasar manusia adalah didengarkan, dan anak tentu juga memiliki kebutuhan itu. Pernahkah Anda bermimpi anak-anak Anda rajin beribadah dan senantiasa mendo’akan Anda, baik disaat hidup maupun nanti Anda sudah tak lagi mendampingi mereka? Tentu Anda tahu apa yang harus dilakukan saat ini terhadap anak-anak sebelum mereka tumbuh menjadi manusia yang bukan Anda cita-citakan. Yakinlah, jika semua hak anak sudah anda penuhi, Anda boleh tersenyum di hari tua dan berbisik bangga, “Anak sukses itu, akulah orangtuanya”. Wallaahu ‘a’lam bishsowaab. (Bayu Gautama)

Baca selengkapnya......