CATHAR : Saat yang kukasihi harus pergi…..

Diposting oleh Wafa Fina kayyisaH | 12.56 | 4 komentar »


Aku teringat saat-saat itu, saat dimana UAN tengah berlangsung, bahkan masih teringat jelas di memoriku. Sehari lagi UAN berlalu, malam itu..aku mendengar suaranya yang lemah tiba-tiba mengeluh kesakitan, entah apa yg dirasakan saat itu, aku terheran koq ga biasanya suara itu terdengar olehku…
Saat itu aku masih serius dan serius menikmati pelajaran di hadapanku, dengan buku-buku yang menumpuk, kertas-kertas berserakan, maklum besok ada UAN (SKS gitu, Sistim Kebut Semalam) dengan harapan bisa jawab soal-soal dengan baik tanpa harus nyontek he8. Sungguh hari yang melelahkan dan terkadang aku merasakan itu rutinitas yang sangat menjenuhkan…Fiuuuhhhh…
Malam pun semakin larut, aku disuruh tidur cepat (bapak memanggil. Nak, ayo tidur dah larut malam). Seperti biasa..harus serba disiplin. Makan, maen, tidur, belajar, bekerja…serba diatur pokoknya…
Saat itu aku mendengar suara-suara yang ga biasanya aku dengar, ia mengeluh dadanya sakit.. sulit tertahankan, nafasnya sesak, sebenarnya jauh-jauh hari memang sudah ada gejala-gejala yang nampak, bapak pun sering banget berobat jalan ke Makassar..dari yang medis sampai tradisional udah pernah ia datangi…dengan harapan bisa cepat sembuh..
Bapak udah sakit saat aku masih TK. Penyakitnya udah komplikasi. Sampai aku SMA kelas III.. Nah, saat itu puncaknya…sampai bapak betul-betul merasakan sakit yang sangat…
Sehari setelah UAN, bapak segera di berangkatkan ke Makassar. Saudara-saudara berdatangan, menjemput bapak untuk segera dimasukkan ke rumah sakit. Perjalanan di kampungku (enrekang, Baraka) ke Makassar 6 jam lamanya. Sesampai di Makassar, bapak pun dimasukkan ke RS. Wahidin tepatnya di Ruang ICCU Jantung…
Sungguh sangat menyedihkan, menikmati hari-hari di RS selama 9 hari lamanya. Melihat kondisi bapak yang hari demi hari kian melemah…Apalagi bapak ditempatkan di ruangan itu…ICCU Jantung…Ya Allah, sembuhkanlah bapakku…tulang punggung keluargaku selama ini. Seorang kepala rumah tangga yang berhasil memberikan sesuatu yang terbaik untuk keluarganya..Berhasil menyekolahkan ke-14 anaknya dengan baik sampai anaknya meraih gelar professor, doctor, dokter, sarjana. Subhanallah ya Allah, sungguh ia adalah sosok idaman keluarga. Apakah kami bisa membalas semua jasa-jasanya?? Apakah bapak bisa menikmati keberhasilan kami semua sampai kemudian ajal menjemputnya? Ya Allah, sembuhkan bapak kami ya Allah..kabulkan doa-doa kami ya AllAH..Kami tak tahu apa yang akan terjadi esok…
Selama 9 hari di Rumah sakit, bapak dirawat..keluarga-keluarga dekat-jauh, dan yang lain ramai berkunjung. Sampai kemudian dokter memanggil ibu masuk ke ruangan dokter, seakan ingin menyampaikan sesuatu yang sangat-sangat rahasia. Dokter mengatakan kami sudah berusaha, kondisi bapak sudah sangat melemah ibarat tanaman yang layu dan sulit menjadi segar kembali…
Kami jadi geram mendengar apa yang dokter katakan, seolah-olah ada rasa putus asa dari dokter itu.
innalillah… tapi kita harus terus berusaha dan berdoa..Allah lah yang menentukan segalanya.. Semoga bapak bisa sembuh seperti sedia kala, bisa bercengrama lagi berkumpul bersama kami semua. Aamin.
Tepat hari ke-9, bapak meminta agar dirawat di rumah saja, dan ia ngotot ingin segera keluar dari rumah sakit. Sampai akhirnya semua keluarga sepakat.
Sampai di rumah, tepatnya hari jumat pagi (lupa pukul berapa) di Jl. Racing Centre 16 Makassar, bapak ditempatkan di sebuah kamar yang sekarang menjadi kamarku. Saat itu, bapak masih dibantu pernafasan. Keluarga, tetangga semakin ramai mengunjungi rumah.
Ya Allah…tanpa aku sadari, air mataku bercucuran sangat deras, tak bisa aku bending lagi melihat kondisi bapak yang sangat-sangat lemah, bahkan berbicarapun sudah tidak jelas lagi. Apalagi saat bapak memandangiku dan menangis, aku hanya menyanggupinya untuk memandang wajahnya. Sungguh hati ini seolah disayat-sayat sembilu…
Aku teringat saat-saat bapak selalu bersikap manja padaku, ia memanggilku dengan nama “celikandi” plesetan dari srikandi (dian srikandi), menciumku, memelukku, mendudukkanku di pangkuannya…sungguh masa kecil yang bahagia, bahkan sampai SMA dulu masih sering begitu.Ya Allah, aku merindukan saat-saat itu, apakah aku masih bisa merasakannya??
Aku terus memandangi tubuhnya yang terkapar lemah di tempat tidur, tanpa suara..
Aku terus menangis dan menangis. Ibu, kakak, juga demikian…air mata yang tidak bisa lagi dibendung. Apalagi saat masih di rumah sakit, bapak berpesan pada kakak “tolong jaga adikmu”, subhanallah bapak masih mengingatku..
(Aku anak terakhir dari 14 bersaudara (dari total istri 3) soalnya bapak poligami. Istri ke-3 bapak adalah ibuku yang telah melahirkan dan membesarkanku. Ia lah ibundaku Kumala..my lovely mom. Dan satu-satunya kakak kandungku adalah bang Aswar)
Siang pun tiba, sebagian ke masjid Baiturrahman Panaikang untuk shalat jumat. Saya, ibu, kakak, ipar, sepupu yang menjaga bapak saat itu. Ya Allah, bapak semakin tidak berdaya, dadanya semakin sesak tak tertahankan. Kalimat laa ilahaillallah berkali-kali kami ucapakan untuk menuntun bapak, disertai air mata yang berderai hebat. Dengan lamban dan suara yang sangat pelan, bapak pun mengikutinya..
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…malaikat maut telah menjemput bapak…
Aku tidak bisa berkata-kata lagi, hanya air mataku yang terus membasahi wajahku…
Serasa ingin pingsan..astagfirullah.
Kuatkan aku ya Allah, Kuatkan ibuku, kuatkan saudara-saudaraku..
Bapak telah pergi…bapak telah meninggalkanku..( hikz hikz)
Bagaimanapun juga, saya harus tabah dan ikhlas menghadapi semua ini…
Karena sesungguhnya tiada yang kekal selain Allah…
AL HADITS : “Barangsiapa Kuambil orang yang dicintainya di dunia tetap mengharapkan ridha (Ku), niscaya Aku akan menggantikannya dengan surga”

Bapakku…
Selamat jalan, semoga kita semua bisa berkumpul di syurgaNya kelak. AAMIN.

4 komentar

  1. Tnt // 27 Maret 2009 pukul 06.19  

    sama, aku pernah mengalami hal serupa,tapi sebenarnya dia kembali kepada zat yg sangat mencintainya, byangkanlah anda sedang berada dipelukan orang yg sangat anda kasihi.....
    nah perasaan ayahanda anda jauh lbh baik lagi karena beliau ada dalam dekapan sang maha kasih...Amin.........

  2. Anonim // 27 Maret 2009 pukul 11.22  

    as..jadi ingat film nya

    when did last your see your father"

  3. aray_alqassam // 27 Maret 2009 pukul 19.23  

    Mba,ceritanya sungguh menyentuh hati,,, yg tabah dan tegar tentunya tetap semangat ya. , sem0ga 4WI mbrikan tempat yg tbaik buat bapak . Amin:-)

  4. aswar // 4 April 2009 pukul 18.52  

    Thx ya dek.. Yg penting km belajar yang tekun. Buktikan sm bapak klo km tidak kalah dgn kk2mu yg sdh kelar kuliahnya. chayooo...